VISI.NEWS | SOLOKANJERUK – Anggota DPR RI asal Dapil Jabar 2 H. Cucun Ahmad Syamsurizal mengatakan bahwa agama dan kekuasaan akan menjadikan kuat. Untuk itu, Nahdlatul Ulama Kabupaten Bandung harus menempatkan kadernya untuk duduk dalam kekuasaan.
“Kenapa, karena sekarang ini banyak yang ‘mendadak NU’, karena kader NU-nya sendiri terlalu tawadhu. Geus urang Sunda, santri deui. Urang mah pan biasa handap asor, sok we ti payun, biasa tawadhu we,” ungkapnya saat Reses IV DPR RI dengan Pengurus MWCNU, Lembaga dan Banom se Kabupaten Bandung, di Solokanjeruk, Kamis (20/4/2023).
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan, sebagai orang Sunda dan santri, ia merasakan hal tersebut. Tapi, katanya, ia ingat pesan yang disampaikan oleh tokoh yang juga guru politiknya di Sutam Ciparay, Almarhum K.H. Haedar Hidayatullah. “Saya waktu kecil kebetulan sering disuruh ayah untuk menemui kiai. Bagaimana kolaborasinya antara Arqom dan Sutam itu menjadi ilmu buat saya,” ujarnya.
Pada suatu saat, kata Cucun, ia dipanggil oleh tokoh yang juga guru politiknya di Sutam, Almarhum K.H. Haedar Hidayatullah. “Silaing dengekeun. Dewek teh supir beus, penumpangna oge 50-60an. Nu lain loba ngan saukur supir angkot, anu penumpangna ngan ukur 10-11 urang. Mun ngahalangan mah tabrak we,” ungkapnya.
Haji Cucun juga menyampaikan bahwa untuk jadi politisi harus siap berkonflik. “Lamun dina politik gayana santri mah digaley. Abdi mun di Sutam (tempat kelahirannya di Ciparay), make sarung, di Senayan mah make lancingan, jeung siap konflik. Aya peribahasa, Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq. Makin banyak konflik, makin menarik,” pungkasnya.@bms/asa