VISI.NEWS – Desa Selaawi di Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, merupakan satu daerah di wilayah Garut yang memiliki ragam potensi. Potensinya itu dalam rangka menopang ekonomi kerakyatan melalui seni , budaya dan sosial tentunya, dengan semangat dan landasan agama yang kuat.
Salah satunya, sebut saja seorang tokoh di Kp. Cijatun, masih berada Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, yaitu H. Saripudin. Pria pituin dari Selaawi ini menjadi pioner dalam rangka memajukan daerah Selaawi bersama para milinial di kampung tersebut. Tokoh masyarakat yang tak lepas bimbingan dari Muspika khususnya Camat Selaawi yaitu Bapak Ridwan Efendi, Kapolsek, Danramil, juga Lurah Selaawi.


Pria rendah hati ini juha juga mendapat bimbingan dari Ir. H. Pon Purajatnika, salah seorang pakar bambu nasional, yang setiap bulan rutin datang ke Kampung Selaawi untuk berdiskusi dengan warga, pemuda dan para tokoh di sini, terkait bambu. Dari nama saja, kalau Selaawi berarti ada bambu, penulis hanya mendriskipsi saja, tentunya yang lebih paham adalah ahli bahasa Sunda atau para inohong di Kampung Selaawi.
Bambu merupakan salah satu warisan dari leluhur dan nenek moyang yang diturunkan secara turun temurun dan hebatnya “teu ninggalkeun sejarah”. Bambu juga merupakan tali pengikat dan kerukunan warga Selaawi yang masih tetap terelihara.


Pembuatan alat – alat dari bambu sudah dimodernisasi dengan adanya bimbingan dari LPPM ITB, pada akhirnya bambu merupakan salah satu sumber kehidupan yang menopang ekonomi warga masyarakat dengan tetap memelihara alam, sehingga Kampung Selaawi menjadi kampung kreatif yang menggairahkan para tokoh pemuda, sesepuh, serta warga di sini.
Pembuatan barang – dari bambu seperti cangkir, sendok, garpu dan hiasan lainnya, didesain sedemikian rupa tanpa menghilangkan identitas aslinya khas kampung Selaawi, yaitu terbuat dari bambu.
Ditemui ketika berlangsung Hari Ulang Tahun ( HUT ) tabloid ” Warta Polisi yang ke 18 ” di Kp Selaawi, secara kebetulan H. Saripudin adalah kepala Biro Garut tabloid tersebut. Ia menjelaskan bahwa selain usaha pembuatan perkakas dari bambu, juga Yayasan Selaawi Raksa Mandiri yang didirikannya, telah mampu membangun peternakan ternak sapi yang dikelola langsung oleh yayasan. Dari peternakan sapi ini ia mampu membuka lapangan pekerjaan tambaham yang dikelola secara mandiri. Sampai saat ini, yayasan itu sudah memiliki 35 ekor sapi, pemeliharan hewan sapi dari mulai kecil ( pedet) sampai besar.
Tidak hana itu, pada awal tahun 2021 ini Yayasan Selaawi melakukan bakti sosial dengan membagikan 1.000 buku Iqro, 800 Alquran, pembagian beras dan penyembelihan sapi yang dibagikan ke pesantren dan kaum dhuafa serta fakir miskin, di tujuh desa yang ada di Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut.
Tentunya, dalam situasi Covid-19 seperti sekarang ini, kiprah yang dilakukan oleh yayasan yang dipimpin H. Saripudin tersebut sangat membantu kehidupan masyarakat.
Ditanya terkait modal usaha dalam pengelolaan usaha peternakan sapi dan usaha pembuatan perkakas berupa alat – alat rumah tangga/hiasan yang terbuat dari bambu, H. Saripudin dengan santai menjawab bahwa modal usahanya berasal dari anggota Yayasan Selaawi Raksa Mandiri. @h. jaenudin