VISINEWS | BANDUNG – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 diprediksi tak akan sepanas dua pemilu sebelumnya yakni 2014 dan 2019 karena politik identitas yang mendominasi gelaran pesta demokrasi tersebut.
Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Barat (Jabar), Cucu Sugyati mengatakan, pemilu 2019 utamanya, cenderung dengan politik identitas dijadikan senjata bagi kelompok dan organisasi tertentu untuk menjatuhkan lawan politiknya.
“Persaingan politik tidak lagi sepanas pemilu 2019 jika Pemilu 2024 nanti merujuk pada skenario tiga calon pasangan presiden, berbeda kalau hanya ada dua pasangan calon,” katanya.
Kepada VISINEWS Senin (25/4/22), Cucu mengungkapkan, hilangnya politik identitas pada Pemilu 2024, diakibatkan karena situasi politik nasional yang sudah mencair dan semakin dinamis.
“Sebagai lawan politik Pak Prsiden Jokowi pada saat itu, kehadiran Pak Prabowo dan Pak Sandi dalam kabinet, membuat kondisi politik nasional dinamis,” ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Cucu, proses politik akan terus bergulir untuk menghadapi dan mempersiapkan agenda politik 2024, mungkin salah satunya yakni akan kembali bergulirnya konsep politik identitas.
“Sebagian pihak atau kelompok disinyalir akan kembali mengemas politik identitas untuk mensukseskan pasangan calon tertentu, namun tidak akan sehebat pemilu sebelumnya,” ujarnya.
Terlepas konsep strategi politik apapun yang bakal terjadi dalam pemilu serentak dua tahun kedepan, semoga gelaran pesta demokrasi tetap berjalan demokratis sesuai dengan amanat konstitusi.
“Ada atau tidak adanya politik identitas nanti, intinya adalah tetap menjaga amanat konstitusi yakni pemilu jujur adil, dan berproses secara objektif,” ucap Cucu.
Terakhir, sebagai politisi yang duduk di DPRD Jabar, Cucu berharap agar para peserta pemilu 2024 bisa lebih mengedepankan program yang kemudian berpihak memperjuangkan hak rakyat ketimbang dengan menggoreng isu politik identitas.
“Adu program kerja, visi misi yang jelas dan berpihak terhadap rakyat, itu yang diperlukan publik secara umumz ketimbang menggoreng isu politik identitas,” pungkasnya. @eko.