VISI.NEWS | BANDUNG – Bergesernya pengiklan ke media sosial bukan saja menurunkan pendapatan iklan media massa tapi juga media luar ruang dari megatron, videotron maupun billboard.
Praktisi periklanan Haernist. H. H. Siahaan kepada VISI.NEWS, Kamis (16/11/2023), mengatakan bahwa volume penjualan iklan melalui media luar ruang di Bandung sejak Pemilu 2014 hingga sekarang cenderung terus menurun.
“Ini karena memang ada kultur pengiklan yang berubah tadinya di media massa dan media luar ruang sekarang bergeser ke media sosial, yang mungkin dirasakan jauh lebih murah,” ungkap Chief of Legal di Zag Advertising ini.
Pria ramah kelahiran Medan, 6 Juni 1981 ini lebih lanjut mengatakan, akibat dari kecenderungan tersebut maka pengusaha periklanan harus pintar-pintar membuat strategi pemasaran yang lebih fleksibel.
“Seperti kalau lihat standar harga iklan, untuk megatron atau videotron di area strategis di Kota Bandung rate harga biasanya seminggu antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta, sekarang harganya tidak akan selalu itu, bisa lebih fleksibel dan negotiabel, ” ungkap aktifis buruh di Jawa Barat yang sekarang sedang nyaleg dari Dapil Kabupaten Bandung ini.
Masa Pemilu 2024
Bagi pengusaha media luar ruang, kata Haernist, masa pemilu tidak lagi menjadi moment “panen” order seperti dulu. “Kalau dari 2014 ke 2019 terjadi penurunan antara 25-27 persen total penjualan iklan media luar ruang, kemungkinan pada masa pemilu 2024 angka penurunan penjualannya tidak akan jauh dari itu. Diprediksi menurun antara 27-30 persen, ” ujarnya.
Untuk mensiasatinya, Haernist mengatakan, iklan non politik dari iklan jasa atau produk diusahakan terus digenjot untuk menutupi penurunan iklan politik. “Apalagi sekarang menjelang akhir tahun biasanya promo-promo akhir tahun bisa dibidik untuk meningkatkan omset pendapatan bisnis ini,” pungkasnya.
@mpa