Search
Close this search box.

Hamas Siap Negosiasi Gencatan Senjata 60 Hari, Akan Bebaskan Separuh Sandera Israel

Tentara hamas./visi.news/reuters

Bagikan :

VISI.NEWS | GAZA – Hamas menyatakan siap memulai perundingan gencatan senjata secepatnya setelah melakukan konsultasi dengan sejumlah faksi Palestina lainnya pada Jumat (4/7/2025). Dalam pernyataan resminya, Hamas menegaskan kesiapan mereka untuk terlibat secara serius dalam pembahasan mekanisme pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata.

“Gerakan siap untuk terlibat segera dan serius dalam siklus perundingan mengenai mekanisme untuk menerapkan ketentuan-ketentuan rancangan usulan gencatan senjata,” demikian bunyi pernyataan Hamas.

Sekutu Hamas, Islamic Jihad, juga menyatakan dukungannya terhadap perundingan tersebut, namun mereka meminta adanya jaminan bahwa Israel tidak akan melanjutkan agresi militernya setelah para sandera dibebaskan.

Konflik Gaza saat ini telah berlangsung hampir dua tahun, bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu balasan besar-besaran Israel dengan tujuan menghancurkan Hamas dan memulangkan para sandera yang ditahan. Hingga saat ini, 49 sandera masih ditahan Hamas di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut Israel telah tewas.

Dua gencatan senjata sebelumnya berhasil ditengahi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), memungkinkan penghentian sementara pertempuran dan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina. Proposal terbaru disebutkan mencakup gencatan senjata selama 60 hari, di mana Hamas akan membebaskan setengah dari sandera Israel yang masih hidup.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus mendapat tekanan domestik untuk segera memulangkan para sandera. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump, pada Kamis (3/7/2025), menyatakan harapannya agar rakyat Gaza dapat diselamatkan dari penderitaan yang mereka alami selama konflik.

“Mereka telah melalui neraka,” kata Trump.

Di sisi lain, kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk. Pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammad Al-Mughayyir, melaporkan sedikitnya 52 orang tewas pada Jumat akibat serangan dan tembakan Israel. Lima di antaranya ditembak saat menunggu bantuan di dekat pusat distribusi bantuan AS di Rafah, Gaza selatan, dan beberapa lainnya tewas di dekat Jembatan Wadi Gaza.

Baca Juga :  Jadwal Sholat Kabupaten Bandung Hari Ini, Selasa 1 Juli 2025

Militer Israel menyatakan sedang menyelidiki laporan tersebut dan meminta detail koordinat serta waktu kejadian untuk memastikan kebenarannya. AFP tidak dapat memverifikasi jumlah korban secara independen karena pembatasan media dan sulitnya akses ke wilayah konflik.

Selain itu, rumah sakit Nasser di Khan Younis dipenuhi pelayat atas kematian 16 orang pada Kamis (3/7/2025) akibat penembakan di dekat pusat bantuan. Salah satu pelayat, Narmin Abu Muammar, mengungkapkan kesedihannya atas kematian saudaranya.

“Saya kehilangan saudara saya di pusat distribusi Amerika yang mereka dirikan untuk memberi makan orang. Mereka membunuh orang, bukan memberi mereka makan,” katanya.

Doctors Without Borders (MSF) juga melaporkan tewasnya Abdullah Hammad, rekan kerja mereka, dalam penembakan hari Kamis. MSF mendesak diakhirinya pertumpahan darah di Gaza, mengingat ini adalah staf ke-12 mereka yang tewas sejak konflik dimulai.

Menurut data AFP berdasarkan angka resmi Israel, serangan Hamas pada Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang, sebagian besar warga sipil. Sedangkan agresi Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 57.268 orang, yang mayoritas juga merupakan warga sipil. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :