Search
Close this search box.

Hamas Tawarkan Pertukaran Semua Sandera dalam Satu Tahap

Tentara hamas./visi.news/reuters

Bagikan :

VISI.NEWS | PALESTINA – Kelompok Palestina, Hamas, menyatakan kesiapannya untuk membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan dalam satu kali pertukaran, jika perjanjian gencatan senjata dengan Israel memasuki tahap kedua bulan depan.

Pejabat senior Hamas, Taher al-Nunu, mengatakan bahwa kelompoknya telah menginformasikan kepada mediator bahwa mereka bersedia melakukan pembebasan secara serentak, berbeda dengan fase pertama yang dilakukan secara bertahap.

“Kami telah memberi tahu para mediator bahwa Hamas siap untuk membebaskan semua sandera dalam satu kelompok selama fase kedua perjanjian, bukan secara bertahap seperti pada fase pertama saat ini,” ujar al-Nunu, dikutip dari The Guardian, Kamis (20/2/2025).

Sebagai langkah akhir dari fase pertama, Hamas dijadwalkan menyerahkan jenazah empat sandera Israel pada Kamis, termasuk dua anak laki-laki dari keluarga yang sama. Selain itu, enam sandera akan dibebaskan pada Minggu, dan empat jenazah lainnya akan diserahkan pada Kamis mendatang.

Fase kedua perjanjian direncanakan akan mencakup pertukaran sandera dan jenazah dengan tahanan Palestina dalam beberapa kelompok bertahap. Namun, Hamas menyatakan pada Rabu bahwa mereka siap mempercepat proses tersebut.

Gencatan senjata ini telah berlangsung selama enam minggu dan akan berakhir pada 1 Maret. Saat ini, Hamas dan kelompok sekutunya di Gaza masih menahan 58 sandera, sementara Israel memperkirakan bahwa 34 di antaranya telah tewas.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mulai menunjukkan kesiapannya untuk mendiskusikan tahap kedua gencatan senjata dengan menunjuk Ron Dermer sebagai kepala delegasi negosiasi Israel. Dermer, seorang menteri kabinet yang lahir di Amerika Serikat dan mantan duta besar untuk Washington, menggantikan kepala Mossad dan dinas keamanan Shin Bet, yang sebelumnya memimpin negosiasi tetapi sering berselisih dengan Netanyahu terkait kelanjutan gencatan senjata.

Baca Juga :  Dalam Rangka HUT Ke- 384, Pemkab Bandung Berikan Pemutihan Denda dan Pokok Tunggakan PBB P2

Netanyahu sendiri selama ini menolak pembicaraan terkait fase kedua, yang mencakup penarikan penuh militer Israel dari Gaza serta pembebasan sandera sebagai imbalan bagi ratusan tahanan Palestina di penjara Israel.

Jika fase kedua benar-benar terealisasi, hal ini dapat menjadi penanda akhir perang. Namun, elemen sayap kanan dalam koalisi Netanyahu menentang kesepakatan tersebut, terutama jika Hamas masih memiliki kekuatan signifikan di Gaza.

Berdasarkan kesepakatan awal, pembicaraan mengenai pelaksanaan fase kedua seharusnya dimulai sejak awal Februari. Namun, waktu semakin terbatas sebelum tenggat 1 Maret, dan masih terdapat beberapa isu kontroversial yang perlu diselesaikan.

Salah satu poin utama dalam kesepakatan adalah penarikan pasukan Israel dari koridor Philadelphia, zona penyangga di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, dalam delapan hari pertama fase kedua. Netanyahu sebelumnya menolak hal ini dengan alasan pentingnya koridor tersebut bagi strategi keamanan Israel. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :