
VISI.NEWS – Para pekerja yang ada di kabupaten Bandung, Jawa Barat, sangat mendambakan calon bupati Bandung yang pro pekerja.
Demikian disampaikan oleh Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Bandung, Uben Yunara, kepada wartawan saat dihubungi via telepon seluler, Sabtu (27/6).
Para pekerja. kata Uben, berharap figur calon Bupati Bandung yang bisa membela, menjembatani proses penyelesaian perselisihan di perusahaan. Namun demikian, bukan berarti selama ini tidak pro pekerja. Hanya saja ingin lebih baik dan ditingkatkan.
“Intinya, pemimpin yang bisa membawa ketenangan pekerja untuk bekerja, ketenangan berusaha untuk pengusaha. Minimal posisi pemimpin itu tidak pro pengusaha, tetapi berpihak pada masyarakat pekerja. Tentu dengan konsep sabilulungan berpihak pada rakyat kecil,” kata Uben lagi.
Uben menjelaskan, pihaknya tidak mempermasalahkan tokoh perempuan dalam pencalonan Bupati atau Wakil Bupati Bandung. Menurut dia sah-sah saja jika calon bupati Bandung itu dari kaum hawa.
“Tidak masalah tokoh perempuaan memimpin, yang penting minimal kami selaku pimpinan buruh –seperti bupati yang sekarang posisinya ada keberpihakan pada buruh–, tapi tetap mengamankan perusahaan. Jadi dua-duanya bisa terakomodasi secara baik,” kata Uben.
Dia menyambut baik hadirnya ketiga tokoh perempuan dalam kontestan Pilkada di Kabupaten Bandung 2020, seperti Hj. Kurnia Agustina, Hj. Yena Iskandar Ma’soem, dan Ingrid Kansil.
“Kalau Yena lebih pada pengusaha, tetapi kita lihat pengusaha bayar upahnya di bawah UMK tidak, kalau di bawah nanti tentunya ada koreksi dari kita. Kalau Bu Nia punya pengalaman untuk mengurus Kabupaten Bandung yang tidak diragukan lagi selama 20 tahun mengikuti dua bupati, saya rasa punya karakter, ciri, cara semua persoalan di Kabupaten Bandung. Kalau Ingrid salah satu tokoh perempuan yang punya latar belakang di parlemen,” ungkapnya.
Ketiga Srikandi itu, tutur Uben, punya latar belakang, walaupun berbeda, tetapi ketangguhannya sama.
Ketiganya disatukan, ini jadi akumulasi perlawanan gender pada calon laki-laki. Bila semua perempuan ini nyalon atau dipasangkan, saya rasa jadi kolaborasi terbaru di Indonesia. Menjadi daya tarik tersendiri.
“Hanya saja tinggal kembali ke partainya, maunya seperti apa? Yang jelas pimpinan partai punya pengalaman, kita serahkan pada partai,” katanya.
Munculnya tiga calon perempuan, imbuh dia, ini menjadi pergeseran yang luar biasa.” Tinggal tiga perempuan ini disandingkan, bupatinya perempuan wakilnya perempuan akan menjadi kejutan luar biasa,” pungkasnya.@pih