VISI.NEWS | JAKARTA – PT PLN (Persero) menaikkan harga beli listrik dari pembangkit yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) mulai Oktober hingga Desember 2023. Kenaikan ini sesuai dengan evaluasi tahunan yang dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berdasarkan Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Menurut Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini, kenaikan harga beli listrik EBT ini bertujuan untuk memberikan insentif kepada pengembang pembangkit EBT agar lebih bersemangat mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia. “Kami berharap dengan kenaikan ini, pembangkit EBT dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya, sehingga dapat mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025,” ujarnya belum lama ini.
Adapun, harga beli listrik EBT yang berlaku di kuartal IV 2023 adalah sebagai berikut:
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): USD 0,11 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW, USD 0,10 per kWh untuk kapasitas 10-55 MW, dan USD 0,085 per kWh untuk kapasitas lebih dari 55 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA): USD 0,113 per kWh untuk kapasitas kurang dari 1 MW, USD 0,109 per kWh untuk kapasitas 1-3 MW, USD 0,096 per kWh untuk kapasitas 3-5 MW, USD 0,091 per kWh untuk kapasitas 5-20 MW, dan USD 0,089 per kWh untuk kapasitas 20-50 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik: USD 0,15 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW, USD 0,14 per kWh untuk kapasitas 10-20 MW, dan USD 0,13 per kWh untuk kapasitas lebih dari 20 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): USD 0,11 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW, USD 0,10 per kWh untuk kapasitas 10-50 MW, dan USD 0,09 per kWh untuk kapasitas lebih dari 50 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg): USD 0,13 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW dan USD 0,12 per kWh untuk kapasitas lebih dari 10 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Energi Laut: USD 0,25 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW dan USD 0,23 per kWh untuk kapasitas lebih dari 10 MW.
- Pembangkit Listrik Tenaga Bahan Bakar Nabati (PLT BBN): USD 0,15 per kWh untuk kapasitas kurang dari 10 MW dan USD 0,14 per kWh untuk kapasitas lebih dari 10 MW.
Sementara itu, untuk harga beli listrik dari pembangkit konvensional yang berlaku di kuartal IV 2023 adalah sebagai berikut:
- Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa): USD 0,1335 per kWh.
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara: Rp 1.444,70 per kWh untuk kapasitas 1.300 VA.
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Minyak (PLTM): Rp 1.352 per kWh untuk kapasitas 900 VA.
Kenaikan harga beli listrik EBT ini diharapkan dapat mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia, yang merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan memiliki cadangan yang melimpah. Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil, yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
@mpa