VISI.NEWS | JEPANG – Pemerintah Jepang mulai melelang cadangan beras darurat pada Senin (10/3/2025) sebagai langkah untuk mengendalikan lonjakan harga yang meningkat hampir dua kali lipat dalam satu tahun terakhir.
Kelangkaan beras di Jepang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cuaca panas ekstrem yang menyebabkan gagal panen serta aksi borong massal setelah peringatan gempa besar pada musim panas lalu. Selain itu, dugaan adanya pelaku usaha yang menahan stok demi menjualnya dengan harga lebih tinggi turut memperburuk krisis ini.
Sebagai respons, pemerintah melepas 150.000 ton beras dari cadangan nasional yang totalnya mencapai satu juta ton. Hasil pelelangan akan diumumkan pada Rabu (12/3/2025), dan diperkirakan stok baru akan mulai tersedia di pasaran pada akhir Maret. Jika harga tetap tinggi, pemerintah mempertimbangkan untuk menambah pelepasan stok sebesar 60.000 ton lagi.
Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, menyatakan bahwa kebijakan pelepasan cadangan beras kali ini berbeda dari biasanya.
“Biasanya, kami menggunakan cadangan beras untuk bencana alam. Namun, kali ini masalah rantai pasokan menjadi penyebabnya. Ini adalah situasi yang sangat tidak biasa,” kata Eto dalam sidang parlemen, seperti dikutip AFP.
Ia juga menegaskan bahwa langkah ini diharapkan dapat memperbaiki distribusi beras dan membantu masyarakat mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
Para pakar menilai bahwa selain perubahan iklim, lonjakan wisatawan juga berkontribusi terhadap krisis ini. Pada Agustus tahun lalu, banyak toko kehabisan stok setelah pemerintah mengeluarkan peringatan gempa besar. Kekhawatiran meningkat seiring datangnya topan kuat dan liburan tahunan Obon, yang menyebabkan lonjakan permintaan. @ffr