Hari Pertama Sekolah, Beberapa Ruas Jalan di Kota dan Kabupaten Bandung Macet

Editor Fenomena kemacetan di Kota Bandung. /visi.news/tiktok/imassssss08
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | BANDUNG – Hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru 2024, Senin (8/1/2024), menyebabkan kemacetan di beberapa jalan utama di Kota dan Kabupaten Bandung. Lonjakan volume kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, terlihat di sejumlah ruas jalan yang menjadi jalur menuju sekolah-sekolah di wilayah Bandung Raya.

Salah satu ruas jalan yang mengalami kemacetan parah adalah Jalan AH Nasution, yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung. Kemacetan di jalan ini dipicu oleh banyaknya orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah, terutama ke SMA Negeri 24 Kota Bandung, yang berada di kawasan Pasir Impun. Selain itu, kemacetan juga disebabkan oleh adanya perbaikan saluran air di sekitar Jalan Sukamiskin, yang mengurangi lajur kendaraan.

Kemacetan juga terjadi di Jalan Belitung, yang menjadi akses menuju SMA Negeri 3 dan 5 Kota Bandung, serta SMP Negeri 2 dan 5 Kota Bandung. Kemacetan di jalan ini diperparah oleh adanya perlintasan rel kereta api di Jalan Sunda, yang sering menutup akses kendaraan. Selain itu, kemacetan juga dipengaruhi oleh aktivitas parkir kendaraan di sekitar sekolah-sekolah tersebut.

Jalan Merdeka juga tidak luput dari kemacetan hari pertama sekolah. Jalan ini menjadi jalur menuju SDN Banjarsari 1-2 Kota Bandung, yang banyak diminati oleh warga Kota Bandung. Kemacetan di jalan ini juga disebabkan oleh adanya perlintasan rel kereta api, yang memotong akses kendaraan. Selain itu, kemacetan juga dipicu oleh aktivitas parkir kendaraan di sekitar sekolah tersebut.

Kemacetan dan antrian kendaraan juga tampak di Jalan Cibaduyut di bawah terowongan yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Bandung. Kendaraan roda dua dan empat bertumpuk sampai ke gerbang Komplek Cibaduyut Indah. “Pemgendara saling berebutan, mengakibatkan macet cukup lama di sini, tidak ada petugas yang mengatur lalu lintas,” ungkap Hasan (39) salah seorang pengendara, Senin.

Baca Juga :  Hasil dari Strategi Energi Baru Kaiyi Auto

Kemacetan juga nampak di Jembatan Rancamanyar sampai mengular ke depan Pasar Rancamanyar. “Hari pertama masuk sekolah jadi banyak yang berebut takut kesiangan. Akibatnya terjadi kemacetan seperti ini,” keluh Edi Junaedi (56) pengendara lainnya.

Penumpukkan kendaraan juga terjadi di Jalan Raya Laswi Jelekong, Baleendah. Antrian panjang kendaraan tadi pagi nampak dari Munjul hingga depan Pabrik Win Win. “Sebagian kendaraan sudah diurai lewat Sartembong, Cimuncang, Manggahang 1 dan Manggahang 2, ” ungkap Pupu warga setempat yang tengah mengatur lalu lintas di Sartembong.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Bandung memiliki luas wilayah 167,67 km persegi dengan jumlah penduduk sebanyak 2,50 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 0,47 persen dan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 14.932 jiwa/km persegi. Dari total penduduk tersebut, sebanyak 1,11 juta orang bekerja dan 237,26 ribu orang bersekolah pada 2018. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 53,7 persen penduduk Kota Bandung bermobilisasi pada hari kerja.

Sementara itu, Kabupaten Bandung memiliki luas wilayah 1.767,88 km persegi dengan jumlah penduduk sebanyak 3,48 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 1,07 persen dan tingkat kepadatan penduduk yang mencapai 1.969 jiwa/km persegi. Dari total penduduk tersebut, sebanyak 1,43 juta orang bekerja dan 484,71 ribu orang bersekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 55,2 persen penduduk Kabupaten Bandung bermobilisasi pada hari kerja.

Hasil Survei Komuter Bandung Raya tercatat bahwa dari 8,7 juta jiwa penduduk wilayah Bandung Raya sebanyak 7 persen merupakan penduduk komuter. Penduduk ini setiap harinya melakukan perjalanan pulang pergi untuk berkegiatan di luar wilayah tempat tinggalnya. Sebanyak 72 persen dari penduduk komuter tersebut bermobilisasi menggunakan transportasi sepeda motor, sedangkan pengguna kendaraan umum hanya 12 persen.

Baca Juga :  Lulus Jalur SNMPTN, Putri Dede Yusuf Diterima di Universitas Indonesia

Gambaran ini mengindikasikan bahwa infrastruktur transportasi di wilayah Bandung Raya belum mampu menampung mobilitas penduduk yang tinggi. Ruas jalan di Kota Bandung sepanjang 1.172,78 km atau hanya mengalami pertambahan sebesar 0,87 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung pada tahun yang sama sejumlah 1.738.665 unit, sehingga rasio jumlah kendaraan terhadap populasi penduduk di Kota Bandung sebesar 3:5.

Untuk mengatasi kemacetan di wilayah Bandung Raya, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur transportasi, baik jalan maupun angkutan umum. Masyarakat perlu mengubah pola transportasi, dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan kendaraan umum atau berbagi kendaraan. Pemangku kepentingan lainnya perlu memberikan dukungan dan fasilitas untuk mendorong terciptanya transportasi yang aman, nyaman, dan ramah lingkungan.

@uli

 

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Prabowo Ungguli Ganjar di Basis NU, Ini Alasan Warga Nahdliyin Pindah Haluan

Sen Jan 8 , 2024
Silahkan bagikanVISI.NEWS | JAKARTA – Hasil survei terbaru dari Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan adanya pergeseran dukungan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Jika sebelumnya warga NU lebih condong mendukung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, kini mereka beralih ke pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Survei SMRC […]