VISI.NEWS | JAKARTA – Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan bahwa figur-figur potensial yang memiliki rekam jejak dalam pemberantasan korupsi masih trauma akibat pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terjadi pada tahun 2019. Akibat dari pelemahan tersebut, pendaftaran Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK saat ini menjadi sepi peminat.
Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menyampaikan tanggapannya (2/7/2024). “Kami meyakini figur-figur potensial yang memiliki rekam jejak panjang pada isu pemberantasan korupsi masih trauma dengan peristiwa pelemahan KPK tahun 2019 lalu,” kata Kurnia.
“Pada saat itu, masyarakat dikelabui dengan janji manis dari pemerintah dan DPR tentang KPK yang ternyata berujung pada penggembosan lembaga tersebut, baik melalui Revisi UU KPK maupun pemilihan Pimpinan KPK,” lanjutnya.
Selain itu, Kurnia juga menyebutkan bahwa ICW meyakini sejumlah figur yang memiliki komitmen antikorupsi enggan mendaftar karena tidak percaya dengan komitmen Presiden Joko Widodo dalam pemberantasan korupsi. “Mereka sudah enggan menaruh rasa kepercayaan pada komitmen antikorupsi Presiden Joko Widodo (Jokowi),” ucap Kurnia.
“Belum lagi ditambah ketidakpastian nasib KPK mendatang pada era pemerintahan baru nanti,” tambahnya.
Mengacu pada situasi tersebut, Kurnia menuturkan bahwa ICW mendorong panitia seleksi calon Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK untuk bekerja lebih gencar lagi. “ICW mendorong agar Panitia Seleksi lebih gencar bekerja untuk meminta masyarakat yang memenuhi syarat sebagai Pimpinan dan Dewan Pengawas KPK agar mendaftar,” kata Kurnia.
“Kami juga berharap Presiden Jokowi berbicara untuk menjamin serta menggaransi bahwa proses seleksi kali ini tidak akan lagi mengulangi kesalahan periode 2019 lalu,” pungkasnya.
@shintadewip