Indonesia Kembangkan Vaksin Merah Putih agar Tak Bergantung pada Curatif Medicine

Editor Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid- 19, Prof. Ali Ghufron Mukti menyampaikan materi Workshop Peta Jalan Pengembangan Vaksin Nasional secara luring dan daring/visi-news.com/tok suwarto
Silahkan bagikan

VISI-NEWS.COM – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Soemantri Brodjonegoro menegaskan, upaya pemerintah mengembangkan Vaksin Merah Putih pada intinya adalah upaya Indonesia menuju kemandirian vaksin.

Dalam kaitan itu, yang dikembangkan bukan hanya vaksin Covid-19, tetapi untuk menghasilkan vaksin berbagai penyakit menular yang membutuhkan vaksin sebagai bagian dari preventif medicine.

Penegasan itu disampaikan Menristek, dalam “Workshop Peta Jalan (roadmap) Pengembangan Vaksin Nasional Universitas Sebelas Maret (UNS) -Kemenristek/BRIN:
Pengembangan Program dan Sarana Prasarana Vaksin Nasional Covid–19” yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Rabu (16/12/2020).

“Dalam preventif medicine, kita berharap agar pengembangan vaksin menjadi bagian tidak terpisahkan dari mainstream upaya kita dalam mengedepankan preventif medicine. Sehingga kita tidak bergantung pada curatif medicine. Itu yang saat ini masih mewarnai penanganan kesehatan masyarakat Indonesia,” katanya.

Bambang Brodjonegoro menyatakan, kita gembira karena dalam pengembangan vaksin Covid 19 saat ini ada 7 institusi yang terlibat mengembangkan vaksin tersebut. Hal itu dia sebut sebagai simbol tentang cukup kuatnya talenta Indonesia dalam membuat vaksin dari hulu sampai hilir. Dia mengingatkan, yang lebih penting dalam pengembangan vaksin tersebut bukan jumlah institusi yang terlibat, tetapi kualitas yang dihasilkan setiap institusi.

Sebelumnya, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid 19, Prof. Ali Ghufron Mukti, PhD, menjelaskan, dalam merumuskan roadmap pengembangan Vaksin Merah Putih Covid 19, paling tidak ada 5 isu yang perlu mendapat perhatian, yaitu tentang bagaimana kecepatan mendapatkan vaksin, efektivitas vaksin, keamanan vaksin, kehalalan vaksin dan kemandirian dalam memproduksi vaksin.

Dia menegaskan, roadmap pengembangan vaksin Covid-19 diperlukan sebagai acuan lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mengembangkan vaksin dan akan menjadi pegangan dalam pengembangannya.

Baca Juga :  Pemkab Indramayu Tawarkan 11 Poin Prokes kepada Pegiat Seni

“Isu bagaimana kecepatan mendapatkan vaksin, misalnya, akan menjadi acuan dalam pengembangan vaksin Covid-19. Selanjutnya, isu tentang efektivitas dan uji klinik untuk menjamin keamanan vaksin, diperlukan karena melalui uji klinik terlihat seperti apa efektivitasnya dan seberapa besar keamanannya. Jadi, roadmap atau peta jalan penting untuk mendukung efektivitas dan keamanan vaksin,” tandasnya.

Dia menambahkan, isu halal dalam pengembangan vaksin diperlukan karena Indonesia merupakan negara yang mayoritas muslim. Sedangkan isu kemandirian, alasan Indonesia mengembangkan “Vaksin Merah Putih” karena Indonesia dengan jumlah penduduk sangat besar tidak ingin kebutuhan masyarakatnya tergantung impor.

Workshop selama 2 hari secara daring dan luring tersebut, diikuti utusan berbagai institusi, perguruan tinggi dan lembaga riset, seperti Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Airlangga, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung (ITB), dan lain-lain. @tok

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

2 Orang Meninggal Dunia, 50 Nakes di Kota Tasikmalaya Terpapar Corona

Rab Des 16 , 2020
Silahkan bagikanVISI-NEWS.COM – Sudah sebanyak 50 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang terpapar Covid-19 selama Pandemi Covid-19 melanda. Dua orang di antaranya meninggal dunia. Terbaru, Selasa (15/12/2020), dilaporkan ada lebih kurang 22 nakes mulai tingkat puskesmas sampai rumah sakit yang terkonfirmasi positif Covid-19 “Kasus Covid-19 masih mengalami […]