VISI.NEWS – Legenda sepak bola Indonesia, Ricky Yacobi (57), meninggal dunia saat 10 menit bermain sepak bola dan mencetak gol.
Pemakaman sang legenda Ricky Yacobi diiringi hujan lebat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, balad 182, Jakarta Selatan, Sabtu (21/11/2020) sore diiringi isak tangis keluarga dan kerabat.
Kendati demikian, hujan lebat itu tak menyurutkan para peziarah dari keluarga, sanak saudara, hingga kerabatnya yang telah hadir di area tersebut untuk mendekat ke pusara.
Mereka turun satu per satu dengan menggunakan payung. Begitu pun awak media yang merekam prosesi pemakaman sang legenda sepak bola Indonesia.
Saat jenazah diturunkan ke liang lahat, isak tangis terdengar sayup-sayup di tengah suara air hujan yang tetap turun. Para peziarah tampak khidmat mengikuti prosesi ini. Ucapan doa pun mereka lafalkan bersama begitu sang pemuka agama memimpin doa.
Kronologi Ricky mengembuskan napas terakhir
Ricky Yacobi menghembuskan napas terakhir usai bermain fun football trofeo Medan Selection di Lapangan A Gelora Bung Karno, Senayan Sabtu (21/11/2020) pagi kemarin.
Usai mencetak gol, Ricky Yacobi pun terjatuh akibat serangan jantung. Setelah itu, dirinya dilarikan ke Rumah Sakit Mintoharjo.
Namun sayang, pesepak bola yang pernah membawa Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987 itu tak tertolong.
Bermain sekira 10 menitan di pertandingan kedua, Ricky bahkan mencetak gol dan sempat merayakan selebrasi bahkan, menerima pelukan dari rekan setimnya.
Tiba-tiba ia tersungkur dan tak sadarkan diri.
Penyakit jantungnya diduga kuat kambuh.
Saat itu, Jimmy Napitupulu, mantan wasit Indonesia langsung mengambil tabung oksigen mini yang selalu ia bawa dan langsung menolong Ricky.
Sempat tersadar, Ricky lantas dibawa ke RSAL Mintoharjo dengan mobil pribadi. Hal ini dilakukan karena terlalu lama menanti ambulance.
Di dalam mobil tersebut berisikan Jimmy R Tambunan yang juga seorang dokter, serta Lukman Dulhakim tim fisioterapis. Kondisi Ricky masih tersadar. Tak berselang lama tiba di rumah sakit, mereka tiba di rumah sakit.
“Beliau masih di pangkuan saya saat tiba. Tapi kami tak mendapatkan pertolongan pertama. Kami mencari tabung oksigen. Tapi tidak ketemu, itu ruangan pertama. Kami berpindah ke ruangan kedua,” aku Lukman.
“Kami mencoba secepat mungkin. Karena sekarang semua prosedur covid, jadi kami urus administrasi dulu, namun penanganan pertama tidak terlihat. Kami sempat marah, karena kondisi sudah darurat dan beliau bukan terkena covid,” cerita lukman.
Hampir sekira 10 hingga 15 menitan, barulah Ricky dibawa ke IGD Covid. Tapi semua telah terlambat. Ricky dinyatakan meninggal dunia.
“Kalau saja di awal langsung ditangani mungkin tidak seperti ini. Kami sempat marah, tapi itulah prosedur covid. Padahal kondisi darurat. Kami yakin saat itu masih bisa diselamatkan, jika pertolongan cepat,” tambah Lukman.
Lukman sendiri mengatakan hanya dari hitungan sejak kejadian hingga Ricky Yacobi dinyatakan meninggal, sekitar 40 menitan.
Vennard Hutabarat rekan almarhum yang lain tak menyangka sosok Ricky Yacobi yang telah dianggap olehnya sebagai abang sendiri berpulang ke pangkuan Yang Kuasa.
“Bang Ricky tiba lebih awal di lapangan. Mungkin jam 4 atau jam 5 beliau sudah berangkat dari rumah. Tapi kondisinya baik-baik saja,” cerita Vennard.
Vennard menghampiri dan seperti biasanya, memberikan ucapan selamat serta memeluk Ricky.
“Saat saya peluk, saya melihat bola mata bang Ricky udah berubah, tidak normal lagi, seperti memutih.
Tiba-tiba beliau jatuh, di situ saya langsung panggil yang lain. Saat pertolongan pertama, saya udah tidak sanggup melihat. Saya menangis karena situasi yang sama pernah saya lihat,” aku Vennard.
Duka cita dari Menpora Zainudin Amali
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kepergian selama-lamanya Ricky Yacobi. Di mata Menpora, sosok Ricky Yacobi bukan lah sosok eks pemain bola biasa.
Menpora mengaku sangat takjub lantaran setelah pensiun jadi pesepak bola, Ricky Yacobi masih mengabdikan dirinya untuk membina sepak bola Indonesia.
Bahkan, ia mengatakan sosok seperti Ricky Yacobi sangat jarang ditemukan karena totalitasnya.
“Saya dan seluruh insan sepak bola merasa kehilangan atas meninggalnya legenda sepak bola Indonesia Ricky Yacobi. Almarhum adalah salah seorang atlet sepak bola berprestasi di zamannya,” kata Menpora.
Karier Ricky Yacobi di dunia sepak bola
Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia.
Mengawali kariernya di Timnas Indonesia pada 1985. Selama enam tahun berseragam merah putih hingga 1991.
Memiliki 31 caps bersama timnas Indonesia dengan catatan lima gol. Pria kelahiran Medan itu juga sempat mengemban tugas sebagai kapten Timnas Indonesia pada periode 1987-1990.
Pencapaian terbesarnya yakni mengantarkan Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987. Kala itu, Indonesia keluar sebagai juara setelah menang tipis 1-0 atas Malaysia pada pertandingan yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, 20 September 1987.
Satu-satunya gol Garuda dicetak oleh Ribut Waidi pada menit ke-91.Ricky Yacobi memang tidak mencetak gol pada laga final tersebut, tetapi dia membantu Timnas Indonesia meraih kemenangan 4-1 atas Myanmar pada semifinal.
Di babak empat besar, Ricky Yacobi menambah pundi-pundi gol pada menit ke-68 dan membawa Timnas Indonesia memperlebar keunggulan menjadi 3-1.
Setelahnya, gol Robby Darwis-lah yang memastikan langkah Indonesia ke partai final sepak bola SEA Games 1987.
Sebelum membawa Indonesia meraih medali emas SEA Games 1987, Ricky Yacobi menjadi sorotan ketika mencetak gol fantastis pada Asian Games 1986 di Korea Selatan.
Ricky Yacobi kala itu membukukan gol tendangan voli di babak perempat final kontra Uni Emirat Arab. Penampilan gemilang Ricky bersama Timnas Indonesia membuatnya dilirik klub Jepang, Matsuhita FC, pada 1988.
Ricky Yacobi merupakan pesepak bola nasional pertama yang merumput di Liga Jepang atau J-League. Dia berkarier di Liga Jepang bersama Matsushita Electric FC, klub yang merupakan cikal bakal terbentuknya Gamba Osaka.
Direkrut Matsushita Electric FC pada 1988, menyusul penampilan apik bersama Arseto Solo dan Timnas Indonesia di Asian Games 1986.
Namun, perjalanan karier Ricky Yacobi bersama Matsushita tidak berlangsung lama.
Ricky Yacobi tidak mampu beradaptasi dengan cuaca dingin di Negeri Sakura.
Hanya memainkan empat pertandingan dengan torehan satu gol. Kendati demikian, Ricky Yacobi tetap dikenal sebagai pionir invasi pemain Indonesia ke liga-liga di luar negeri. Ekspor pemain Indonesia ke luar negeri kemudian sempat ramai pada medio 1990-an.
Setelah gantung sepatu, Ricky Yacobi mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) Ricky Yacobi di Jakarta.
Selamat jalan sang legenda sepakbola Indonesia. @fen/sumber: surya.co.id/tribun network