VISI.NEWS | JAKARTA – KPU percepat jadwal pilpres berdasarkan Perppu Pemilu UU No.7 Tahun 2023. Masa pendaftaran capres cawapres yang awalnya ditetapkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023, berubah menjadi tanggal 10 Oktober hingga 16 Oktober 2023 mendatang.
Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Saan Mustofa menyatakan bahwa hal ini terdapat dalam Perppu dan telah disetujui oleh penyelenggara, pemerintah, dan Komisi II DPR.
“Kalau kampanye tanggal 28 November, berarti penetapan calon pasangan presiden 13 November. Dan itu disetujui di dalam Perppu antara penyelenggara, pemerintah, dan Komisi II DPR menyetujui itu,” ujar Saan.
Sementara itu, percepatan waktu pendaftaran ternyata tidak membuat Bacapres Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto segera mengumumkan pasangannya. Parpol pendukung Ganjar dan Prabowo sampai saat ini masih menentukan nama bakal cawapres dan melakukan konsolidasi.
Hingga saat ini baru terdapat satu pasangan bakal capres cawapres yakni pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto mengatakan sampai saat ini telah terdapat tiga nama bakal cawapres Ganjar diantaranya, Sandiaga Uno, Mahfud MD, dan Ridwan Kamil.
“Pada saat pertemuan dengan para ketua umum partai politik pengusung Pak Ganjar Pranowo di dalam pertemuan tertutup memang dibahas.
Misalnya dari PPP penyampaikan Pak Sandiaga Uno, kemudian dicermati ada nama yang lain, ada Pak Mahfud MD, kemudian ada nama Pak Ridwan Kamil. Dan beberapa nama yang muncul ke permukaan disuarakan oleh rakyat,” tuturnya.
Hasto juga menyatakan tidak menutup kemungkinan akan munculnya nama baru di detik-detik terakhir nanti, seperti kejadian pada tahun 2019, Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Ketua DPP PDI-P, Eriko Sotarduga juga menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan di saat-saat terakhir pendaftaran cawapres Ganjar ternyata bukan di antara tiga nama yang ada, melainkan nama yang tidak terduga sebelumnya.
“Dari kejadian tahun 2019 itu kenyataan yang ada. Bahwa pada saat-saat terakhir itu malah yang dijagokan tidak terjadi, tetapi malah yang tidak diduga yang terjadi. Ini bukan saya katakan seperti ini di 2024 juga akan terjadi, tidak. Itu kewenangan ketua umum kami, Bu Mega bersama seluruh ketua umum partai,” ucap Eriko.
Di samping itu, pasangan Prabowo Subianto juga masih dalam diskusi parpol koalisi Indonesia Maju. Sekjen partai Gerindra, Ahmad Muzani juga menyatakan bahwa pasangan cawapres Prabowo masih dalam pembahasan koalisi parpol dan jika sudah ada keputusan maka akan segera diumumkan.
“Wakil presiden sekarang sedang dibicarakan di antara pimpinan partai koalisi, untuk dibicarakan dan dimatangkan nanti pada waktunya akan kita umumkan calon wakil presiden yang akan mendampingi Pak Prabowo,” jelas Sekjen Partai Gerindra.
Dari beberapa nama yang ada, nama Ridwan Kamil juga menjadi salah satu yang dipertimbangkan oleh Prabowo untuk mendampinginya nanti.
“Ridwan Kamil sebagai sosok Gubernur di Jawa Barat, namanya cukup baik cukup harum, dan Pak Prabowo mempertimbangkan itu juga sebagai sebuah kemungkinan,” tambah Ahmad Muzani.
Namun, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menyebut bahwa Golkar sendiri telah memberikan amanah kepada Ketua Umum Partai Golkar yakni Airlangga Hartarto secara resmi. Meskipun Golkar juga sempat mempertimbangkan Ridwan Kamil, tetapi mereka akan meninjau ulang keputusan tersebut.
“Sampai saat ini kami mau menegaskan bahwa soal pilpres, partai kami sudah memberikan mandat pada ketua kami Pak Airlangga Hartarto. Tentu keputusannya kalau bicara soal capres atau cawapres nama atau nominasi pertama itu adalah Pak Airlangga Hartarto. Walapun demikian keputusan akhir kami serahkan kepada Pak Airlangga yang telah kami beri mandat,” ujarnya.
Dari calon-calon nama yang diprediksi untuk menjadi jodoh Ganjar atau Prabowo dalam pilpres 2024, belum dapat dipastikan siapa yang akhirnya berjodoh. Ujang Komarudin, sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review memaparkan bahwa dalam dunia politik banyak kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi.
“Dalam Konteks politik apapun bisa terjadi, artinya ada ruang, ada sekema, ada formula juga, dan bisa saja ada tokoh lain atau figur lain yang masuk di detik terakhir,” ujarnya.
Ujang Komarudin juga menambahkan bahwa dalam mendukung Prabowo Golkar memang sudah seharusnya sebagai sebuah partai, mendorong ketua umum dan kader senior terlebih dahulu.
Terkahir Ujang juga menambahkan bahwa ia sudah mendapat bocoran siapa berpasangan dengan siapa antara dua bacapres Ganjar dan Prabowo.
“Skema Golkar memang ada di Prabowo, tapi Ridwan Kamil memang akan keluar, akan bisa menjadi cawapresnya Pak Ganjar. Itu saya sudah dapat bocoran sebulan yang lalu, apakah benar atau tidak ya kita lihat saja,” ungkap Ujang.
@wasti ms