Search
Close this search box.

Jaga Netralitas Kampus, BEM IAI Persis Bandung Tolak Kehadiran Sahrul Gunawan

BEM
Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Persis Bandung (BEM IAI Persis) secara tegas menolak kehadiran Sahrul Gunawan./visi.news/ist.

Bagikan :

VISI.NEWS | KAB. BANDUNG — Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Agama Islam Persis Bandung (BEM IAI Persis) secara tegas menolak kehadiran Sahrul Gunawan, Bakal Calon Bupati Bandung, dalam sebuah acara yang diduga bermuatan politis di lingkungan kampus. Acara tersebut diselenggarakan oleh pihak kampus IAI Persis Bandung pada Rabu, (14/08/2024), menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

BEM IAI Persis Tegas Menolak Simbol Politik di Kampus

Dalam Press Release dan Pernyataan Sikap yang dipublikasikan melalui media sosial, BEM IAI Persis dengan tegas menolak adanya simbol politik dalam bentuk apapun di lingkungan kampus. BEM menilai bahwa acara seminar yang memiliki nuansa politis ini akan berdampak buruk terhadap ekosistem pendidikan di Indonesia, khususnya IAI Persis Bandung.

Kehadiran Sahrul Gunawan Dinilai Tidak Etis

BEM IAI Persis mengungkapkan bahwa langkah Sahrul Gunawan, yang kini sedang mencalonkan diri sebagai Bupati Bandung, dinilai tidak etis. Terlebih Sahrul Gunawan seringkali hadir di lembaga pendidikan baik di tingkat SMA maupun perguruan tinggi. BEM IAI Persis menilai bahwa seminar yang digelar oleh IAI Persis Bandung ini sarat dengan unsur politik, dan hal ini jelas merugikan integritas lembaga pendidikan yang seharusnya bersifat netral.

Lembaga Pendidikan Sasaran Empuk Politisi

Mencari panggung di lembaga pendidikan memang sangat strategis dan menguntungkan bagi kandidat, terutama karena Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada tahun ini didominasi oleh pemilih pemula. Diperkirakan sekitar 60% dari total DPT adalah pemilih pemula, yang sebagian besar merupakan pelajar dan mahasiswa. Kondisi ini membuat lembaga pendidikan menjadi sasaran empuk bagi politisi yang ingin meningkatkan popularitasnya di kalangan pemilih muda.

“BEM IAI Persis menyatakan sikap bahwa kami menolak simbol politik dalam bentuk apapun di lingkungan kampus, menolak kegiatan berbau politis, mosi tidak percaya terhadap civitas akademik, dan kampus sedang tidak waras”, tegas BEM IAI Persis dalam pernyataannya.

Baca Juga :  Kelompok Hacker Korea Utara Terbukti Meretas Indodax

Dalam Press Release yang disampaikan, BEM IAI Persis mengutip pernyataan Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, yang pernah menyatakan bahwa “Konflik kepentingan akan bersemi seperti jamur pada musim penghujan di bangku sekolah dan gedung perguruan tinggi.” BEM IAI Persis menilai bahwa kekhawatiran tersebut mulai terwujud, di mana lembaga pendidikan kini terlibat dalam politik praktis, khususnya di Kabupaten Bandung ketika IAI Persis mengundang Sahrul Gunawan.

BEM IAI Persis Bandung Menuntut Netralitas Kampus

Menurut BEM IAI Persis, lembaga pendidikan seharusnya netral dan tidak terlibat dalam politik praktis. Kehadiran Sahrul Gunawan sebagai salah satu Cabup dalam seminar tersebut dianggap mencederai nilai-nilai independensi dan mengancam netralitas lembaga akademik. Penolakan ini mencerminkan kekhawatiran mahasiswa terhadap dampak buruk politik praktis yang mulai masuk ke dalam dunia pendidikan. Mereka menegaskan bahwa kampus seharusnya menjadi tempat yang bebas dari pengaruh politik dan murni fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan serta karakter mahasiswa. @mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :