Jalan Golkar Hadapi Pemilu 2024 akan Semakin Terjal

Editor Subhan, mantan pengurus DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung./visi.news/budimantara.
Silahkan bagikan

VISI.NEWS – Jalan Partai Golkar yang merupakan pemenang di pemilihan legislatif Kabupaten Bandung pada 2019 lalu, akan semakin terjal di Pemilu 2024 setelah gagal di Pilkada Kabupaten Bandung 2020.

Pasangan yang diusung Partai Golkar dan Gerindra, Kurnia Agustina – Usman Sayogi, di Pilkada 2020 gagal meraup suara terbanyak.

Munurut Kang Subhan, mantan pengurus DPD Golkar Kabupaten Bandung dan LO-nya pasangan DN-Gungun pada Pilbup 2015, Golkar untuk menang di Pemilu 2024, bakal berat.

“Tantangan Golkar di Pemilu 2024 mendatang sangat berat,” kata Kang Subhan saat di wawancara wartawan VISI.NEWS, di sebuah kedai kopi Jalan Gading Tutuka, Soreang, Bandung, Minggu (28/3/2021).

Meski begitu, lanjjut dia,
semua partai punya peluang yang sama, termasuk Golkar untuk menang di pemilu 2024.

Namun, imbuhnya, dengan syarat Golkar harus bisa menghadirkan caleg-caleg yang kredibel, punya basis massa dan punya finansial yang mumpuni, melebihi kapasitas caleg-caleg Golkar pada Pemilu 2019 kemarin.

Sebab, beberapa mantan caleg Golkar per hari ini ada yang sudah dipastikan pindah partai dan ada pula yang sedang dalam ‘penjajakan’ oleh beberapa partai.

Pindah partai di zaman demokrasi serba terbuka sekarang ini sudah menjadi hal yang biasa.

“Saya mendengar (dan pernah ngobrol) ada beberapa mantan caleg Golkar yang meraih suara besar di Dapil-nya, sudah didekati oleh beberapa partai, seperti oleh PKB, Nasdem, PKS, Gerindra, dan Demokrat,” tukasnya.

Apabila para mantan caleg Golkar tersebut benar-benar pindah partai, maka semakin berat pula langkah Golkar Kab. Bandung dalam memenangkan Pemilu nanti. Mereka jelas-jelas punya raihan suara, wajar didekati banyak partai, saya pun akan berpikiran sama.

Baca Juga :  Gelar Operasi Pasar, Pemkab Bandung Jual Beras Rp 10.200 per Kilogram

Keberadaan mereka jangan dipandang kecil dan jangan pula dianggap tidak ada apa-apanya sebab mereka telah membuktikan dalam Pemilu meraih suara yang banyak dan berani mengorbankan anggaran yang terbilang besar pula.

Sekalipun mereka “tidak” ikut dilantik, tetapi kenyataannya suara mereka bisa melebihi suara caleg dari partai lain yang dilantik.

Contohnya di Dapil-4, ada caleg Golkar yang meraih suara lebih dari 10.000 tapi tidak dilantik, bandingkan dengan caleg dari partai lain ada yang dilantik dengan meraih suara kurang dari 10.000, dan terjadi juga di Dapil lainnya.

Umpamanya mantan caleg tersebut pindah ke partai lain, maka jangan berpikiran bahwa suara tersebut tetap ‘diam’ di Golkar, sangat dimungkinkan sebagian besarnya akan mengikuti figur tersebut. Kita memahami bahwa Pemilu sekarang “jualannya” adalah figur, bukan lagi hanya sebatas nama besar partai.

Biasanya, orang yang menganggap enteng kepada caleg/figur tersebut adalah orang-orang yang justru tidak pernah berani tampil maju menjadi caleg. Kalau yang pernah merasakan menjadi caleg (sekalipun tidak dilantik) tidak akan berani berkata demikian karena pasti merasakan betul bagaimana berat dan capeknya menjadi seorang caleg mencari dukungan ke masyarakat dengan berbagai tantangan-rintangan yang luar biasa. Paling tidak, berapa pun raihan suaranya mereka mantan caleg punya jasa besar telah bersumbangsih dalam membesarkan Golkar kemarin.

Kuncinya, apabila mantan caleg/figur tersebut pindah partai maka Golkar ke depan harus menyiapkan caleg-nya, minimal setara dengan yang kemarin, atau mencari figur yang lebih segalanya dari caleg-caleg kemarin. Apabila tidak, maka jalan Golkar dalam menghadapi Pemilu 2024 akan semakin terjal. @bud

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Moderasi Beragama Tercipta, PTKIN Jadi Destinasi Pendidikan Islam Dunia

Sel Mar 30 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Menjadikan PTKIN sebagai destinasi pendidikan Islam dunia, harus dimulai dari peningkatan dan penguatan bidang kerja sama serta kelembagaan di dalam dan luar negeri. Selain itu, ikut terlibat aktif untuk menciptakan perdamaian dunia melalui agen moderasi beragama yang ada di kampus Islam. Demikian dikemukakan Rektor UIN Sunan Gunung […]