VISI.NEWS | BANDUNG — Yayasan Daarul Jannah Bandung kembali menunjukkan eksistensinya dalam dunia pendidikan Islam. Setelah dua tahun menjalankan kegiatan belajar informal di gedung lamanya, kini yayasan tersebut mulai membangun gedung baru untuk Pondok Pesantren Daar El Jannah di atas lahan seluas 1.000 meter persegi di Jln. Terusan Desa Gajah Mekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Gedung baru itu dirancang dengan arsitektur tiga lantai yang akan menampung lebih banyak santri di masa mendatang.
Pembangunan pondok pesantren baru ini berlokasi tidak jauh dari bangunan pesantren lama yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan pendidikan para santri. Kini, pondok lama difungsikan sebagai dapur umum MBG, sehingga pemindahan ke bangunan baru menjadi langkah strategis bagi kelanjutan kegiatan pendidikan di bawah naungan Yayasan Daarul Jannah.
Acara peletakan batu pertama pembangunan pondok berlangsung khidmat pada Rabu (22/10/2025) dan dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Mustasyar PCNU Kabupaten Bandung KH. Kiai Sofyan Yahya, Bupati Bandung Kang Dadang Supriatna (Kang DS), Ketua Baznas Kabupaten Bandung KH. Yusuf Ali Tantowi, Kepala Kemenag Kabupaten Bandung H. Cece Hidayat, serta para tokoh agama dan masyarakat Desa Gajah Mekar. Hadir pula KH. Abu Bakar Sidiq, pengasuh Pondok Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi, yang turut memberikan tausiah.
Ketua Yayasan Daarul Jannah sekaligus Ketua MWCNU Kutawaringin, H. Andris, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan semua pihak yang hadir. Ia menjelaskan bahwa pembangunan ini bukan untuk membuka cabang baru, melainkan untuk memindahkan aktivitas para santri ke tempat yang lebih layak dan representatif. “Pembangunan Pondok Pesantren ini bukan berarti membuka cabang baru, tapi untuk memindahkan para santri karena pondok lama saat ini digunakan untuk dapur MBG,” ujarnya.


Andris juga memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, termasuk Bupati Bandung, Baznas, Pondok Pesantren Darul Ma’arif, dan Pondok Pesantren Al Masthuriyah. Ia berharap kerja sama dan dukungan tersebut terus terjalin hingga proses pembangunan selesai dan pondok dapat segera difungsikan.
Sementara itu, KH. Abu Bakar Sidiq dalam sambutannya menyampaikan filosofi sarung sebagai simbol keseimbangan dalam kehidupan pesantren. “Pesantren harus berada di tengah-tengah, wasatiyyah, yang mampu mengikat unsur agamis dan nasionalis. Pesantren seperti Daar El Jannah ini insyaallah akan melahirkan generasi terbaik,” ujarnya. Ia juga optimistis pembangunan pondok akan rampung dalam masa kepemimpinan Bupati Bandung saat ini.
Bupati Bandung Dadang Supriatna (Kang DS) dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran pesantren sebagai soko guru bangsa. Menurutnya, pesantren telah berkontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan karakter bangsa. “Ke depan, pesantren harus mendorong santrinya untuk masuk ke dunia vokasi agar memiliki keterampilan, kemampuan kepemimpinan, dan karakter kuat,” tegasnya.
Kang DS menambahkan, pemerintah daerah akan mendukung penuh proses pembangunan pondok tersebut. “Insyaallah pembangunan Pesantren Daar El Jannah bisa selesai dalam masa kepemimpinan saya. Tidak ada yang tidak mungkin, asalkan panitia bekerja dengan amanah,” ungkapnya optimistis.
Kepala Kemenag Kabupaten Bandung, H. Cece Hidayat, turut menyerahkan izin operasional pesantren yang telah terbit sejak September 2025. Ia berharap Pondok Pesantren Daar El Jannah dapat menjadi lembaga pendidikan yang melahirkan generasi alim ulama dan pemimpin umat yang berakhlak. Acara kemudian ditutup dengan peletakan batu pertama secara simbolis dan tausiah atau Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh KH. Sofyan Yahya dari Pondok Pesantren Darul Ma’arif.
@bambang melga












