Search
Close this search box.

Kanker Menyerang Lebih Dini: Generasi X dan Milenial Alami Lonjakan Risiko

Ilustrasi./visi.news/freepik.

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Sebuah studi komprehensif yang diterbitkan dalam Lancet Public Health mengungkapkan tren mengejutkan: generasi yang lahir antara 1965 hingga 1990, termasuk Generasi X dan milenial, menghadapi risiko lebih tinggi terhadap 17 jenis kanker.

Penelitian yang dipimpin oleh epidemiolog dari American Cancer Society, Hyuna Sung, menunjukkan bahwa kelompok usia ini berpotensi dua hingga tiga kali lebih berisiko terkena kanker tertentu—di antaranya kanker pankreas, ginjal, dan kolorektal dibanding generasi sebelumnya yang lahir sebelum 1960-an.

“Ini bisa menjadi indikator penting bagi tren kanker global di masa mendatang,” ujar Sung, seperti dikutip dari NBC.

Data diperoleh dari dua sumber besar di Amerika Serikat yang mencakup hampir 24 juta kasus kanker dan lebih dari 7 juta kematian.

Dari 34 jenis kanker yang dianalisis, setengahnya menunjukkan peningkatan pada kelompok usia muda, termasuk kanker hati pada perempuan dan kanker endometrium yang mencatat pertumbuhan tercepat dari segi jumlah kasus maupun kematian.

Meskipun kemajuan pengobatan telah menekan angka kematian untuk beberapa jenis kanker, peningkatan diagnosis di usia muda tetap menjadi perhatian serius bagi para ahli.

Profesor Otis Brawley dari Johns Hopkins University memperkuat temuan ini.

“Peningkatan ini nyata. Hampir semua onkologis yang saya kenal bisa melihat tren ini di lapangan,” ujarnya.

Namun, ia menambahkan bahwa sebagian besar kasus kanker masih terjadi pada kelompok usia di atas 50 tahun.

Meski penyebab pasti belum diketahui, para peneliti menyoroti gaya hidup modern sebagai faktor utama. Obesitas, pola makan tak sehat, kurang aktivitas fisik, serta paparan bahan kimia dan antibiotik secara berlebihan menjadi sorotan.

Obesitas, misalnya, telah meningkat drastis sejak 1980. Saat itu, hanya 13% orang dewasa di AS yang obesitas. Kini, lebih dari 40% orang dewasa dan 20% anak-anak mengalami kondisi tersebut. Obesitas diketahui berkaitan dengan setidaknya 20% dari semua kasus kanker di negara tersebut.

Baca Juga :  Cucun Soroti Pentingnya Hak Rakyat Didengar dan Dipertimbangkan DPR

Andrea Cercek, onkologis dari Memorial Sloan Kettering yang tidak terlibat dalam studi ini, mengatakan bahwa perubahan lingkungan dan kebiasaan hidup dari generasi ke generasi memengaruhi pola risiko kanker.

“Mereka terpapar faktor lingkungan atau gaya hidup yang berbeda, yang menyebabkan pergeseran ini,” katanya.

Faktor lain seperti penggunaan antibiotik yang tidak terkendali juga disebut berpotensi mengganggu keseimbangan mikrobioma usus, yang berperan penting dalam sistem imun dan risiko kanker kolorektal.

Meski kanker masih tergolong penyakit langka di usia muda, peningkatan signifikan pada generasi terbaru menjadi peringatan keras akan perlunya perhatian lebih terhadap gaya hidup sehat dan deteksi dini—bahkan sejak usia produktif. @ffr

 

Baca Berita Menarik Lainnya :