– Keracunan disebabkan oleh bakteri amuba. Makanan yang terkontaminasi dari sumber air yang tidak bersih.
VISI.NEWS – Kasus keracunan massal di Kelurahan Karikil, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, terus bertambah. Data terakhir, jumlah pasien yang mengalami keracunan sebanyak 213 orang terdiri dari anak-anak dan dewasa.
Mereka sebagian masih menjalani perawatan di dua puskesmas dan ruang darurat, yakni sekolah dasar (SD) yang dijadikan tempat perawatan. Adapun bagi pasien yang mengalami gejala berat dirujuk ke RUSD dr. Soekardjo.
Atas kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menetapkan kejadian tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB) dan semua biaya medis ditanggung oleh pemerintah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan kepada wartawan di lokasi, Minggu (11/10) mengatakan, sesuai intruksi Wali Kota bahwa Pemkot Tasikmalaya menetapkna kasus keracunan makanan yang menimpa 200 warga lebih sebagai KLB.
Dengan status ini, maka seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung oleh Pemkot Tasikmalaya.
“Para korban akan dijamin pemerintah, mulai perawatan kesehatannya sampai sembuh hingga kebutuhan obat-obatan dan makanan, baik yang dirawat di puskesmas, rumah sakit, maupun ruang kelas sekolah dasar. Semuanya telah disiapkan oleh pemerintah,” ucapnya.
Menurut Ivan, tak hanya itu, Pemkot Tasikmalaya juga telah menurunkan 100 tenaga medis, mulai dokter, apoteker, hingga perawat serta petugas kebersihan. Bahkan, petugas dari puskesmas-puskesmas juga turut diperbantukan.
Rata-rata para korban yang keracunan mengeluhkan gejala yang sama, seperti mual, muntah, pusing, hingga buang air besar. Mereka merasakan gejala dengan waktu yang berbeda-beda.
“Untuk mengantisipasi banyaknya korban yang datang, Pemkot Tasikmalaya juga berkoordinasi dengan BPBD telah mendirikan tenda darurat dan dapur umum,” tuturnya.
Dikatakan dia, dapur umum dibangun di sekitar halaman sekolah dasar, belakang Puskesmas Mangkubumi. Karena ruangan milik SD Negeri Puspasari sudah dijadikan ruangan perawatan pasien, ungkapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr. Titie Purwaningsari mengatakan untuk menangani banyak pasien keracunan Dinkes Kota Tasikmalaya telah diturunkan sebanyak 100 tenaga medis, yakni 6 dokter umum, 54 perawat, farmasi dan cleaning service 18 orang, serta sisanya dari relawan medis.
Dalam tugasnya, tim tenaga medis tersebut dibagi tiga sif. Hal tersebut dilakukan agar perawatan semua pasien bisa tertangani secara serius dan sembuh.
“Sebelumnya, banyak pasien yang tidak paham saat minum obat. Akibatnya tingkat penyembuhan menjadi lamban,” ucapnya.
Adapun terkait hasil laboratorium, lanjut Titie, ratusan warga yang mengalami keracunan disebabkan dari bakteri amuba. Makanan yang terkontaminasi dari sumber air yang tidak bersih, ungkapnya. @arn