Search
Close this search box.

Kedatangan Wagub dan Tim Gugus Tugas Jabar Ditolak Pesantren di Kabupaten Tasikmalaya

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum./visi.news/ayi kuraesin.

Bagikan :

– Untuk itu tidak akan memaksakan karena mungkin pimpinan pondok pesantren mempunyai cara dan jurus jitu dalam menghadapi masalah seperti ini.

VISI.NEWS – Berbeda dengan di Kota Tasikmalaya, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mendapatkan penolakan dari pihak pimpinan dan pengurus pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya saat akan melakukan kunjungan.

“Saya menyayangkan adanya penolakan pimpinan dan pengurus pondok pesantren di Kabupaten Tasikmalaya yang tidak berkenan didatangi tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Jawa Barat,” kata Uu saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (1/10).

Menurut Uu, kedatangannya bersama Tim Gugus Tugas Covid 19 Provinsi Jabar guna memberikan bantuan peralatan tes Covid-19 pasca diketahui ada puluhan orang yang terkomfirmasi positif Covid-19. Puluhan orang tersebut mulai santri hingga pengurus pondok pesanten.

Kunjungannya pun merupakan penugasan dari Gubernur Jawa Barat untuk memantau ke Kota dan Kabupaten Tasikmalaya yang selain untuk memantau kondisi, juga untuk memberikan bantuan alat tes antigen.

“Kami ini ditugasi oleh Pa Gubernur untuk memantau dan menyerahkan bantuan alat tes Covid-19 ke pesantren. Ini karena ada laporan yang diterima gubernur terkait adanya klaster pesantren,” tuturnya.

Dikatakan Uu, dirinya bersama tim Gugus Tugas Covid-19 Jawa Barat bertujuan memeriksa dan memastikan penyebaran Covid-19 di pesantren tersebut. Namun, rencana kedatangannya mendapatkan penolakan pengurus pondok pesantren yang hendak didatangi.

“Padahal kehadiran kami adalah untuk mengambil sebuah solusi atau mengantisipasi. Karena yang kami terima dari pemerintah daerah ada hal-hal yang perlu diantisipasi dan ditindaklanjuti,” ujarnya.

Namun demikian, Uu mengaku tetap sangat takzim dan menghormati pengurus dan pimpinan pondok pesantren tersebut. Karena niatannya hanya untuk memastikan agar kasus Covid-19 ini tidak semakin bertambah.

Baca Juga :  1 Orang Tewas dalam Kebakaran Lapak Barang Bekas di Salemba Jakpus

Dia sangat memahami dan menghargai serta menghormati pimpinan pondok pesantren. Untuk itu tidak akan memaksakan karena mungkin pimpinan pondok pesantren mempunyai cara dan jurus jitu dalam menghadapi masalah seperti ini. Sebab, yang mengetahui di internal pondok pesantren yakni kiai itu sendiri.

“Saya menghormati dengan penuh ketawaduan dan penghormatan kepada kiai,” ucapnya.

Uu pun berharap kepada pimpinan pondok pesantren di mana pun di Jawa Barat jika ada gejala atau kasus Covid-19 dan lainnya di pondok pesantren, jangan sungkan untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pimpinan daerah. Jangan sampai ditutupi seolah tidak ada. Pasalnya jika seperti ini khawatir akan bertambah orang yang terpapar Covid-19.

“Kami mengimbau dan berharap seluruh pondok pesantren memperketat protokol kesehatan. Semua harus melakukan baik oleh para santri, maupun ajengan di kompleks pesantren serta melakukan pola hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.

Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Muksin mengatakan data terkonfirmasi positif Covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, menunjukkan angka yang signifikan. Bahkan nyaris menyalip angka total keselurusan kasus temuan Covid-19 yang muncul di Kabupaten Tasikmalaya sejak bulan Mei lalu.

“Data terkonfirmasi positif Covid-19 di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, kini sudah sebanyak 86 orang. Mereka mulai santri, santriwati, pengajar hingga pengurus pondok pesantren,” ucapnya.

Menurut Ahmad Muksin, jumlah itu didapat setelah dilakukan pemeriksaan swab massal yang dilakukan oleh tim gugus tugas percepatan penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya.

Pasien yang terkonfirmasi positif sudah ditangani dan isolasi secara mandiri di lingkungan pondok pesantren maupun rumah sakit.

“Kita terus melangkah untuk melakukan penanganan. Untuk karantina, ada di rumah sakit dan kompleks pesantren,” tuturnya.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Erick Thohir Cek Harga Tiket Pesawat di Bandara Soetta

Dikatakan Ahmad Muksin, untuk meminimalisasi penyebaran, kini diarea pondok pesantren tersebut sudah dilakukan lokalisasi serta blokade jalan masuk. Penyemprotan dengan cairan disinfektan di seluruh sudut pondok pesantren juga masif dilakukan.

“Masyarakat jangan resah atau takut. Semua sedang kita tangani,” ungkapnya. @arn

Baca Berita Menarik Lainnya :