Search
Close this search box.

Kekeringan Ekstrem Semakin Meluas, Dampak Perubahan Iklim Terasa di Seluruh Dunia

Ilustrasi kekeringan./visi.news/pinterest.

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Kekeringan dengan durasi panjang diperkirakan akan semakin umum terjadi di seluruh dunia, dengan fenomena ini semakin meluas hingga mencapai sekitar 50.000 kilometer persegi setiap tahunnya. Beberapa peristiwa kekeringan ekstrem bahkan dikategorikan sebagai mega-drought yang dapat merusak pertanian dan ekosistem. Peningkatan suhu global yang terkait dengan perubahan iklim dianggap sebagai pemicu utama terjadinya kekeringan ini.

Peneliti dari Swiss Federal Institute for Forest, Snow and Landscape Research, Dirk Karger, bersama timnya, menganalisis lebih dari 13.000 kejadian kekeringan yang berlangsung lebih dari dua tahun antara tahun 1980 hingga 2018. Hasil analisis menunjukkan bahwa sejak tahun 1980-an, kekeringan berdurasi panjang semakin intens, lebih panas, dan lebih kering. Selain itu, wilayah yang mengalami dampak kekeringan parah terus meluas, dengan sekitar 50.000 kilometer persegi wilayah baru terdampak setiap tahunnya.

Peningkatan suhu mengakibatkan udara yang lebih hangat dapat menahan kelembapan lebih banyak, meningkatkan penguapan dari daratan, sementara perubahan pola hujan mengurangi jumlah curah hujan. Hal ini memperburuk dan memperpanjang periode kekeringan. Wilayah yang terdampak paling parah adalah padang rumput beriklim sedang yang sangat sensitif terhadap perubahan ketersediaan air. Sementara itu, respons dari hutan tropis dan boreal terhadap kekeringan lebih kecil.

Penelitian ini juga menyoroti dampak parah yang dapat ditimbulkan oleh kekeringan jangka panjang, yang setara dengan bencana iklim lainnya seperti kebakaran hutan atau badai dahsyat. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :