VISI.NEWS – Pembelajaran tatap muka secara langsung pada lembaga pendidikan agama dan keagamaan menjadi perhatian khusus Kementerian Agama dan Komisi VIII DPR RI. Apalagi pesantren yang para santrinya menginap dan beraktivitas dalam satu lingkungan.
Mengisi masa reses, Komisi VIII DPR bersama Kementerian Agama meninjau Pesantren Riyadussholihiin, Pandeglang. Pesantren ini adalah salah satu yang tetap melakukan pembelajaran tatap muka selama pandemi, dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Kami hadir di sini ingin melihat secara langsung, apakah benar proses pembelajaran itu memenuhi protokol kesehatan, apakah benar pesantren ini ikut aturan main selama pandemi karena bagian dari tugas kita yaitu pengawasan,” kata Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto di Pandeglang, Senin (12/10), seperti dilansir kemenag.go.id.
“Saya tidak ingin melihat pesantren menjadi klaster baru. Jangan sampai pesantren menjadi klaster baru untuk penyebaran Covid- 19,” lanjutnya.
Yandri pun berharap agar seluruh pihak yang berwenang dalam penanganan Covid-19 terus memberi perhatian kepada pondok pesantren yang melaksanakan proses pembelajaran tatap muka.
“Tidak hanya terhadap pondok pesantren ini, tetapi juga seluruh pondok pesantren yang ada di Pandeglang,” tegasnya.
Hadir, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tb. Ace Hasan Syadzily dan Moekhlas Siddik, beserta anggota Komisi VIII lainnya. Hadir pula, Direktur Jenderal Pendis Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Waryono, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Suyitno, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim, serta Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Banten Mahfudin.
Ditemui usai meninjau ruang kelas dan asrama pesantren, Direktur PD Pontren Waryono menemukan fakta bahwa protokol kesehatan telah dijalnkan oleh pesantren dengan baik.
“Di dalam ruang kelas mereka sudah menerapkan physical distancing. Mereka belajar di dalam kelas dengan sistem shift. Jadi, walaupun satu kelas, mereka masuknya tidak sama,” kata Waryono.
“Begitu juga di ruang tidurnya. Mereka juga sudah dibuat berjarak,” lanjutnya.
Selain itu, Waryono menjelaskan bahwa pesantren ini memiliki dokter jaga yang standby selama 24 untuk pemeriksaan kesehatan.
“Bagi yang belum memiliki fasilitas dokter jaga, mungkin dapat bekerjasama dengan puskesmas atau gugus tugas Covid-19 setempat,” pungkasnya. @fen