Search
Close this search box.

Ketapel, Mainan Tradisional yang Menginternasional

Ketapel dalam ajang internasional di Shanghai, China. /youtube/tangkapan layar

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Ketapel, alat permainan tradisional yang berbentuk huruf Y dengan karet dan kulit sebagai pelontar batu, kini kembali digemari oleh banyak orang. Tidak hanya anak-anak, tetapi juga remaja dan dewasa yang tertarik untuk memainkan atau mengoleksi ketapel.

Ketapel dulunya digunakan sebagai alat berburu atau senjata perang oleh beberapa suku bangsa di Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, ketapel lebih banyak dimainkan sebagai hobi atau olahraga. Beberapa komunitas ketapel bahkan menggelar turnamen menembak sasaran dengan ketapel di tingkat daerah hingga nasional.

Salah satu komunitas ketapel yang aktif adalah Puma Solo Slingshot Club (PSSC) yang berbasis di Kota Solo, Jawa Tengah. Komunitas ini beranggotakan sekitar 50 orang yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, mahasiswa, pegawai, hingga pengusaha.

“Kami mempopulerkan permainan ketapel sebagai olahraga yang menghibur dan mengasah konsentrasi. Kami juga sering mengadakan kegiatan sosial seperti bakti sosial, donor darah, atau mengajar anak-anak di panti asuhan,” kata Ketua PSSC, Agus Setiawan, dalam wawancara dengan Suara.com.

Agus menambahkan, ketapel yang digunakan oleh anggota PSSC bukanlah ketapel biasa, tetapi ketapel yang sudah dimodifikasi dengan bahan dan desain yang lebih modern dan ergonomis. “Ketapel yang kami gunakan sudah menggunakan bahan seperti besi, alumunium, atau plastik. Karet dan kulitnya juga sudah berkualitas. Desainnya pun bermacam-macam, ada yang bentuknya seperti pistol, revolver, atau senapan,” ujarnya.

Selain PSSC, komunitas ketapel lainnya yang cukup dikenal adalah Pegiat Ketapel Banjarmasin yang berada di Kalimantan Selatan. Komunitas ini juga rutin menggelar turnamen ketapel dengan berbagai kategori, seperti jarak, akurasi, atau kecepatan. “Kami ingin mengembangkan ketapel sebagai olahraga prestasi yang bisa mengharumkan nama daerah. Kami juga ingin melestarikan budaya ketapel sebagai permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan anak-anak masa kini,” kata Sekretaris Pegiat Ketapel Banjarmasin, Rizky Fadillah, dalam wawancara dengan Banjarmasinpost.co.id.

Baca Juga :  Hasto Kristiyanto: 'Terima Kasih' Setelah Diperiksa KPK Terkait Kasus Harun Masiku

Menurut Rizky, ketapel memiliki banyak manfaat, seperti melatih ketangkasan, keseimbangan, koordinasi mata dan tangan, serta kedisiplinan. “Ketapel juga bisa menjadi sarana edukasi bagi anak-anak untuk mengenal alam dan lingkungan sekitar. Dengan bermain ketapel, mereka bisa belajar tentang tanaman, hewan, atau batu yang bisa dijadikan sasaran atau peluru,” katanya.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) juga mengapresiasi keberadaan komunitas-komunitas ketapel yang berupaya melestarikan permainan tradisional ini. Melalui akun Instagram resminya, Kemendikbud Ristek mengajak masyarakat untuk mencoba membuat ketapel dari kayu sebagai salah satu cara mengisi waktu luang di masa pandemi.

“Ketapel merupakan permainan tradisional yang dimainkan secara sederhana. Pada era 1990-an, ketapel digunakan sebagai alat untuk berburu. Tetapi, seiring perkembangan zaman, ketapel hanya dijadikan permainan dan digunakan untuk belajar menembak sasaran,” tulis Kemendikbud Ristek.

Kemendikbud Ristek juga memberikan tutorial cara membuat ketapel dari kayu yang mudah dan murah. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah kayu berbentuk huruf Y, karet ban dalam, kulit, dan gunting. Cara membuatnya adalah dengan mengikat karet pada ujung-ujung kayu, lalu memasang kulit di tengah-tengah karet sebagai tempat meletakkan batu. Setelah itu, ketapel siap digunakan untuk menembak sasaran.

Dengan adanya berbagai upaya untuk menghidupkan kembali ketapel sebagai permainan tradisional, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, bisa lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa. Ketapel bukan hanya sekadar mainan, tetapi juga sarana untuk mengasah kemampuan, mengembangkan kreativitas, dan menjalin kebersamaan.

@mpa

Baca Berita Menarik Lainnya :