VISI.NEWS | BANDUNG – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bandung, Rifki Fauzi prihatin atas tindakan mengambil dan membakar bendera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) oleh oknum yang di indikasi salah satu anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) pada ajang Pengenalan Budaya Akademi Kampus (PBAK) di UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung.
“PBAK seharusnya menjadi momentum kebersamaan dan pengenalan budaya kampus, bukan menjadi ajang untuk memecah belah,” ungkapnya.
Pada kegiatan PBAK di kampus tersebut, sejumlah oknum diduga mengambil bendera-bendera HMI dan PMII.
Melalui saluran komunikasi WhatsApp Group, oknum tersebut kabarnya mengumumkan perbuatan mereka yang mencari bendera-bendera tersebut. Meski belum ada bukti dokumentasi yang menyertainya, tindakan membakar bendera tersebut diduga telah dilakukan.
“Kami sangat menyayangkan tindakan ini yang tampaknya mengganggu suasana keberlangsungan kaderisasi di kampus. HMI dan PMII telah berkontribusi besar dalam mencetak kader-kader yang berpengaruh, dimulai dari tingkat kampus hingga tingkat nasional. Tindakan seperti ini hanya merugikan proses pembelajaran dan pengembangan organisasi mahasiswa,” ungkap Rifki kepada VISI.NEWS pada Kamis, (31/08/2023).
Kami menyarankan pihak kemahasiswaan kampus untuk mengambil peran sebagai mediator dalam menyelesaikan permasalahan ini secara efektif. Tindakan tersebut akan membantu mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan dan memastikan penyelesaian permasalahan tidak berlarut-larut. @mpa
sejauh yang saya tau, bendera bendera yang dimaksud itu dipaku di batang-batang pohon; merusak alam dan merusak keindahan kampus. adapun yang dipasang dengan baik, sampai hari terakhir pun tetap terpapang meskipun sangat mengganggu pemandangan, sih.
Tentu jika dilihat pada kejadian saat ini, seolah arogansi dimulai oleh salah satu UKM tersebut. Namun apakah fair ormawa intra ini malah lebih digaungkan ketika pekan pengenalan berlangsung. Bahkan kampus-kampus ternama lebih profesional untuk perihal seperti ini. Namun malah di UIN ini bendera ekstra lebih menggurita, bahkan menancap jauh kepada para birokrat nya..