Oleh Bambang Melga Suprayogi
INNALILAHI wainnailaihi roji’un. Kabar duka bagi seluruh kalangan warga Kabupaten Bandung, utamanya para warga Nahdliyin, atas kepergian untuk selamanya Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Bandung, Dr. KH Asep Jamaludin M.Ag, yang tutup usia, pada hari Kamis (23/11/2023).
Pertemuan terakhir penulis sebagai ketua LTN NU Kabupaten Bandung, dengan KH. Asep Jamaludin terjadi pada hari Santri, 22 Oktober 2023 lalu, di Doom Bale Rame Soreang. Pada saat itu kiai masih terlihat memang belum sepenuhnya pulih kesehatannya, bahkan sempat dipijat oleh Ketua MWCNU Katapang KH Awan Mulyono, sambil berucap, “Sebetulnya masih belum vit, tapi untuk NU, ya harus hadir di hari santri ini,” tutur kiai saat itu.
KH. Asep Jamaludin, diberitakan drop kesehatannya pada Kamis (23/11/2023) pukul 03 subuh, beliaunya langsung dibawa ke Jakarta untuk mendapat penanganan medis.
Tepatnya jam 7 pagi di sana, setelah mendapat pemeriksaan medis, ternyata ia harus di rujuk ke rumah sakit jantung (RS) di Jakarta. Di RS tersebut, kiai langsung mendapat tindakan medis untuk dioperasi. Pada pukul 09.00, dan pukul 9.30 ia drop, dan langsung mendapat tindakan segera di ICU. Namun pukul 14.20 KH Asep Jamaludin akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Jantung Jakarta.
Innalilahi wainnailaihi roji’un, sekali lagi duka mendalam bagi warga NU kabupaten Bandung, setelah baru saja pada Minggu (15/11/2023) lalu warga NU baru saja ditinggalkan putra terbaiknya, Ketua PC Pagar Nusa KH Asep Anwar Hidayat.
“Kepulangan Almarhum Kiai Asep dari Jakarta, ditemani oleh Mang Amin, Hipdi, Heru, Fahad putra almarhum, dan umi Hj. Ai Nurjanah,” tutur Bendahara PCNU Kabupaten Bandung KH Dadang Munawar.
Bupati Kabupaten Bandung H.M. Dadang Supriatna saat mendengar berita wafatnya KH. Asep Jamaludin turut merasa kehilangan yang sangat mendalam, “Beliau adalah guru saya, beliau adalah guru kita semua. Beliau bukan hanya kiai, namun beliau seorang negarawan yang selalu berfikir dan ingin berkontribusi untuk kemajuan Kabupaten Bandung,” ujarnya mengenang sosok KH Asep Jamaludin.
Kesaksian salah seorang santrinya, Ajat Abdullah Mubarok, yang kini aktif di BAZNAS Kabupaten Bandung, Ia masih mengingat keseharian saat masih nyantri, di mana saat masih ngobong, almarhum tinggal bersama para santri di satu kobong, dan hanya terpisah kamar saja, padahal ia telah berkeluarga saat itu.
Dari hasil didikan pada para santrinya ini, kini alumni santri dari Pesantren Al Husaini, banyak yang berkiprah dan aktif menjabat sebagai pengurus NU, pengurus MUI, dan hampir semua alumni santrinya, memiliki madrasah, dan majelis taklim, bahkan memiliki pesantren.
KH Ali Imron salah seorang pengurus Tanfidziyah NU, merasa sangat kehilangan atas wafatnya Ketua Tanfidziyah KH Asep Jamaludin, “Semua warga Nahdliyin merasa kehilangan atas wafatnya beliau, namun kita harus tetap meneruskan semangat dan perjuangan beliau untuk Istiqomah memajukan NU di Kabupaten Bandung ini,” ujur KH. Ali Imron yang menjabat sebagai Sekretaris PCNU Kabupaten Bandung ini.
Senada dengan Sekretaris PCNU, ketua LDNU Kabupaten Bandung KH. Tata Moch Tasdik S.H menyampaikan kesan atas perjuangan KH. Asep Jamaludin ini, yang menurutnya,”Beliau telah membuktikan khidmah untuk Jam”iyyah Nahdlatul Ulama, setiap pengkaderan (PDPKPNU) meski dalam kondisi sakit, beliau hadir sampai larut malam, Almarhum telah membuktikan dirinya sebagai santri Mbah Hasyim, dan Insya Allah, beliau akan bersua dengan Hadratusysyaikh di Raudhah Barzakh, beliau adalah guru yg senatiasa rendah diri tanpa merasa dirinya sebagai tokoh besar, selamat jalan.” tutur Ketua LDNU ini mengucapkan salam perpisahannya.
Hadir pada takziah malam tadi, seluruh ketua lembaga, banom, dan para kolega dari almarhum KH. Asep Jamaludin ini.
Selamat jalan Kiai, engkau telah menuntaskan perjuanganmu, tinggal kita-kita yang akan siap untuk memikul tanggung jawab, melanjutkan apa yang engkau cita-citakan, semoga Surga tempat peristirahatanmu yang terindah, kami hantar engkau dengan lantunan do’a, Al Fatihah…
- Penulis, Ketua Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Kabupaten Bandung.