VISI.NEWS | JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan pandangan Nahdlatul Ulama (NU) sejak awal berdiri terhadap isu Palestina. Ia menegaskan, NU mendukung penuh Palestina agar menjadi negara yang merdeka.
“Sejak awal, NU sebagai organisasi dan gerakan keagamaan memiliki sikap yang jelas, mendukung bangsa Palestina dan berdirinya negara Palestina. Ini adalah sikap dasar yang tidak berubah hingga sekarang,” ungkap dia dalam Diskusi Umum “Duka Palestina, Duka Dunia” di Lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2023).
Dalam diskusi tersebut, Gus Ulil juga menggambarkan terdapat pendekatan yang berbeda terhadap isu konflik Israel-Palestina.
Ia memisahkan dua aspek yang kompleks dalam isu Palestina, yakni soal Palestina sebagai entitas geografis yang berhak atas kedaulatan dan kedamaian dan Palestina sebagai subjek yang sering menjadi sasaran persaingan kepentingan negara-negara.
“Jadi, ada Palestina sebagai Palestina dan Palestina yang menjadi sasaran atau objek perebutan kepentingan di berbagai negara. Semua negara berkepentingan terhadap masalah Palestina dengan kalkulasi masing-masing,” papar Gus Ulil.
Ia menilai, isu Palestina sering menjadi perbincangan penting di banyak negara, terutama di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa.
Ia menekankan bahwa kedua cara pandang tersebut, yaitu melihat Palestina sebagai Palestina itu sendiri dan Palestina sebagai masalah domestik di berbagai negara, harus dipisahkan. “Nah, ini harus dipisahkan. Palestina sebagai Palestina dan Palestina sebagai masalah domestik di berbagai negara,” tuturnya.
Sayangnya, ia menilai bahwa terjadi perkembangan dalam pendekatan isu Palestina di Indonesia, termasuk dalam pengelolaan isu Palestina sebagai masalah domestik dalam konteks kelompok-kelompok Islam di Indonesia.
Meski begitu, Gus Ulil menegaskan bahwa sikap PBNU dari awal tidak pernah menganggap isu Israel-Palestina sebagai konflik keagamaan. “Ini adalah masalah sebuah bangsa yang berjuang untuk mendirikan negara. Ini masalah self determination, yang mana ini merupakan bagian dari prinsip penting di dalam preambule UUD bahwa semua bangsa mempunyai hak untuk menentukan kemerdekaannya dan berjuang untuk kemerdekaan itu,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa ada perkembangan positif dalam persepsi masyarakat Indonesia terkait isu Palestina, khususnya melalui media sosial. Sebagai pengguna aktif media sosial, Gus Ulil mencatat ada banyak warganet yang melihat isu Palestina sebagai isu kemanusiaan.
“Sekarang ini, ada perkembangan menarik di Indonesia baik di darat maupun udara, yaitu di media sosial. Pertama di media sosial, sekarang sudah mulai kelihatan tanda-tanda positif yaitu suara-suara yang melihat isu Palestina sebagai isu kemanusiaan itu cukup besar sekali,” katanya.
@mpa/nu.or.id