KHOTBAH JUMAT: Mencari Hikmah di Balik Musibah

Editor Ilustrasi masjid./net/ist.
Silahkan bagikan

Oleh Dr KH Multazam Ahmad MA

VISI.NEWS –

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الحمد لله الذى خلق الانسان علمه البيان أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوث رحمة للأنام اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وأصحا به الكرام وسلم تسليما كثيرا أما بعد: فيا عبادالله او صيكم وإياي بتقوى الله اتقوا الله فى السر والعلا نية وبادروا بالأعمال الصالحات ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. قال الله تعالى : يا أيها الذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تمو تن إلا وانتم مسلمون

Jemaah Jumat rahimakumullah.

Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan senantiasa beribadah kepada-Nya.

Dan juga selalu meningkatkan intensitas amal salih kita setiap harinya. Dalam situasi apa pun kita tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Dan marilah kita selalu meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita secara berkualitas dalam menjalankan perintah dan larangan Nya.

Kita pahami, saat sekarang kita masih menjalani ujian kehidupan dalam suasana covid-19 yang tentu dengan penuh kecemasan dan membawa korban.

Dalam dua pekan terakhir ini, belum kering air mata keluarga korban, kita dapat menyaksikan lagi banyak sekali musibah yang menimpa saudara kita.

Mulai pesawat jatuh, erupsi Gunung Merapi, Gunung Semeru, tanah longsor, banjir, dan gempa bumi. Tentunya musibah itu tidak sedikit membawa korban pula.

Sejatinya kehidupan manusia tidak pernah sepi dari ujian Allah SWT. Kesenangan, kebahagiaan dan kesedihan selalu hadir dan terus bergantian. Suka dan duka selalu menjadi hiasan dalam kehidupan kita.

Seorang sahabat Wahab bin Minbah pernah menyatakan bahwa seorang yang berilmu tidak akan sempurna ilmunya sebelum dia menerima ujian sebagai nikmat dan nikmat sebagai ujian.

Baca Juga :  Bea Cukai Musnahkan Barang-barang Ilegal Miliaran Rupiah. Ini Alasannya

Artinya bila seseorang ditimpa ujian pada hakikatnya sedang menanti datangnya nikmat. Sedangkan orang yang diberi kenikmatan oleh Allah SWT, sesungguhnya dia sedang menanti ujian.

Kita sangat memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini pasti dengan izin Nya.

Allah SWT berfirman.

وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ

“Dan jika Allah SWT menimpakan suatu bencana kapadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Allah mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.”

“Dan Dia lah yang berkuasa atas hamba-hamba Nya. Dan Dia Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (QS Al An’am ayat 17-18).

Setiap ujian yang datang dari Allah SWT pasti memiliki nilai hikmah dan kebaikan. Hanya saja manusia sering luput menyingkap kebaikan tersebut.

Berbagai ujian bencana dan musibah memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.

“Tidaklah seorang muslim itu semata-mata ditimpa musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri sekalipun, tiada lain Allah akan menjadikannya sebagai penebus dosa dan kesalahan-kesalahan.” (HR Bukhari)

Dengan adanya berbagai musibah dan bencana alam yang menimpa bangsa ini, sebagai seorang mukmin banyak hikmah yang dapat kita petik sebagai pembelajaran, pendewasan mental spiritual, dan sekaligus sebagai bahan muhasabah, tadabur serta zikrullah.

Pertama, ujian dan musibah ini merupakan keinginan Allah dengan cara untuk mengingatkan hamba-hamba Nya agar tidak melampaui batas, tidak melakukan kemaksiatan, dan kerusakan di muka bumi.

Musibah dan ujian ini untuk menyadarkan manusia supaya bertaubat dan mendekatkan diri kepada Nya.

Baca Juga :  Bertahun Mangkrak, Anggota DPRD Jabar Minta Revitalisasi Pasar Majalaya Segera Dilanjutkan

Kedua, pentingnya meningkatkan integrasi ibadah dan isti’anah, meminta pertolongan Allah SWT. “Iyyaka na’budu waiyyaka nasta’iin.”

Tentunya integritas ini dibuktikan dengan kesalihan yang murni dengan peneguhan iman.

Ketiga, menyadarkan manusia bahwa dunia ini adalah milik Allah SWT dan manusia memilki sifat yang lemah. Setiap ujian harus diimbangi dengan kesabaran dan sikap optimisme.

Musibah pada awalnya memang penuh dengan duka, namun perlahan tapi pasti akan berganti dengan suka dan bahagia.

Keempat, sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada hamba Nya, apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menimpakan ujian kepada mereka.

Untuk melihat siapa yang rida, maka ia akan meraih rida Allah SWT. Namun sebaliknya, siapa yang tidak suka maka Allah akan murka.(HR Ibnu Majah).

Seharusnya manusia dapat mendeteksi bencana dengan modal pengetahuan, jangan malah membuat kerusakan.

Misalnya, agar tidak ada korban jiwa, para otoritas dapat membatalkan penerbangan, pelayaran dan lain sebagainya.

Itulah sebabnya dalam pandangan Alquran memberi kejelasan bahwa bencana merupakan sunatullah. Sebagaimana firman Allah SWT.

مَاۤ اَصَابَ مِنۡ مُّصِيۡبَةٍ فِى الۡاَرۡضِ وَلَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اِلَّا فِىۡ كِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّبۡـرَاَهَا ؕ اِنَّ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرٌۚ

Artinya ,”Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al Hadid ayat 22).

Sebagai bangsa, adanya bencana yang bertubi-tubi dipandang dan dijadikan ujian untuk mengukur moral kita, apakah kita termasuk yang pandai bersyukur atau tidak.
Serta untuk mengukur solidaritas sosial dan kemanusian.

Kita masih menjumpai, di tengah-tengah bencana masih ada yang memanfaatkan dengan mengail ikan di air yang keruh, melakukan kebohongan, politisasi bencana, serta korupsi dana bencana.

Baca Juga :  Tiga Pasangan Capres-Cawapres 2024 telah Genap, Netizen Malah Ramaikan Wacana Golput

Semoga dalam memasuki tahun 2021 ini tidak terjadi bencana yang semakin jauh menghancurkan ketahanan keimanan, ketakwaan, persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.

Namun sebaliknya, terjadinya bencana mampu kita jadikan momentum untuk bangkit dengan spirit keimanan serta kemuliaan keadaban. Wallahu a’lam bishawab.

بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلا وته إنه هو الغفور الرحيم

– Peulis Ketua Bidang Takmir Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Islamic Center Jawa Tengah. @fen/sumber: tribunjateng.com

Fendy Sy Citrawarga

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

TAUSIAH: Pentingnya Hidayah bagi Kehidupan (2/Habis)

Kam Jan 28 , 2021
Silahkan bagikanVISI.NEWS – Terakhir adalah hidayah melalui agama yang juga disebut sebagai hidayah tertinggi. Hidayah melalui agama membuat manusia mampu merasakan kenikmatan iman, Islam, dan kenikmatan tertinggi, yaitu ihsan. “Banyak orang yang diberi hidayah kecerdasan, tapi tidak semua mendapat kenikmatan hidayah ini,” kata dia. Aa Gym juga menjelaskan beberapa hal […]