Search
Close this search box.

Khutbah Jumat: Jangan Takut Tak Dapat Rezeki, Takutlah Tak Dapat Rida Ilahi

Ilustrasi./minanews.net/ist.

Bagikan :

Oleh Ali Farkhan Tsani

KITA sebenarnya tidak sedang mencari rezeki. Tapi menjemput rezki. Rezekinya sudah ada, sudah Allah tentukan. Tinggal kita jemput. Yang kita lakukan adalah mencari berkahnya dari rezeki itu.

Kita jangan takut dapat atau tidak dapat rezeki. Karena itu semua sudah ada dalam jaminan Allah. Yang penting adalah justru apakah kita dapat berkahnya atau tidak? Berkah itu karena halal caranya dan halal zatnya.

Jadi, kita ikhtiar jangan takut tidak dapat rezeki. Tapi takutlah tidak dapat rida Ilahi.

Wilayah kita adalah meluruskan niat, menyempurnakan ikhtiar dan memperkuat doa. Jangan risau tidak dapat rezeki yang itu sudah dijamin Allah. Tapi risaulah kalau tidak dapat rida Allah.

Pernahkah kita tidak minum dalam sehari saja? Atau tidak bernafas satu jam saja? Ternyata banyak rezeki yang datang sendiri. Air minum, udara, semua rezki dari Allah.

Bahkan saat kita di dalam kandungan ibu. Apakah kita mencari rezeki? Ternyata tidak. Rezekilah yang mendatangi kita.

Sekarang yang terpenting adalah kita kerja yang benar. Benar niatnya, benar pula caranya. Kalau dapat rezeki, kita bersyukur. Kalau tidak dapat atau belum sesuai harapan, ya kita bersabar.

Soal jaminan Allah dalam hal rezeki, di antaranya terdapat di dalam Surat Hud (11) Ayat 6:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرض إِلا عَلَى الله رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Al Lauh Al Mahfuz).”

Berkaitan dengan ayat ini, Syaikh As Sa’di menjelaskan bahwa seluruh rezeki dan ketentuannya hanya Allah yang semata-mata memilikinya. Simpanan rezeki tersebut adalah di tangan Allah. Allah-lah yang memberi pada siapa yang Allah kehendaki, Allah pula yang menghalangi rezeki tersebut pada yang lain sesuai dengan hikmah dan rahmat-Nya yang luas.

Baca Juga :  Spotify Tegas Larang Penggunaan Aplikasi Mod, Pengguna Terancam Kehilangan Akses

Bukan berarti juga berpangku tangan dan meminta-minta. Namun tetap maksimalkan ikhtiar, doa dan tawakkal. Ikhtiar itu fisikal. Doa itu lisan. Tawakkal itu jiwanya.

Berkaitan dengan ini, ada satu doa yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ajarkan kepada kita agar kita merasa cukup dengan rezeki yang halal. Sehingga tidak perlu lagi menambah dengan yang haram. Sehingga tidak perlu lagi kita berbuat korup, menipu, menzalimi atau memakan riba.

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Artinya: “Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR At-Tirmidzi).

Hal lainnya adalah kita seringkali menyebut rezeki itu hanya yang bersifat materi, kasat mata, seperti uang, makanan, benda-benda, dsb. Namun justru ada rezeki dalam bentuk lain yang sering kita lupakan, yaitu rezeki dalam bentuk nikmat kesehatan, kelapangan waktu, ketekunan beribadah, nikmat Islam dan iman.

Kita dapat bertadarus satu hari satu juz, itu rezeki yang luar biasa. Kita konsisten salat lima waktu berjemaah, jangan lupa itu pun rezeki tak terkira. Kita memiliki anak yang tekun menghafal ayat-ayat Alquran, gemar ke masjid salat berjemaah, berbakti kepada orang tua. Itu pun sungguh rezeki sangat besar.

Semoga Allah cukupkan kita dengan rezeki yang halal, thayyib, berkah, mudah lagi melimpah. Aamiin. @fen/sumber: minanews.net

Baca Berita Menarik Lainnya :