Oleh Ali Farkhan Tsani
SEGALA puji bagi Allah, kami memuji Dia dan mencari bantuan dan pengampunan-Nya dan kami mencari perlindungan dengan Allah dari kejahatan diri kita sendiri.
Dan saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah sendiri dan tidak ada mitra bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya
Ya Allah, semoga Tuhan memberkati Nabi kita Muhammad dan keluarganya, dan mereka yang mengikuti mereka dengan amal sampai Hari Pengadilan
Berkurban merupakan salah satu ibadah kepada Allah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dari asal katanya saja sudah tergambar demikian. “Qurban” dari kata “qariba” yang artinya dekat.
Berkurban merupakan pelaksanaan perintah Allah, sesuai dengan firman-Nya :
Artinya: “Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar: 2).
Karena itu, berkurban hendaknya dilaksanakan semata-mata karena Allah, seperti firman Allah yang menyebutkan :
Artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya salatku, sembelihanku (ibadahku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (QS Al-An’am: 162-163).
Di saming itu, berkurban juga merupakan sunah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan dilanjutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hal ini disebutkan di dalam hadis :
Artinya : “Dari Zaid bin Arqam berkata : para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya : ada apa dengan kurban ini ? Nabi menjawab : Sunnah bapakmu Ibrahim” . (HR Ibn Majah)
Hadirin yang berbahagia
Rasulullah shallallahun ‘alaihi wasallam dan para sahabat telah memberikan teladan dalam ibadah kurban ini. Karena berkurban menjadi sunah yang sangat dianjurkan bagi orang yang telah memiliki kemampuan.
Keutamannya di antaranya adalah ibadah paling utama pada hari-hari tasyrik, seperti disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Artinya: “Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban.” Para sahabat berkata, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi” (HR Bukhari dari Ibnu Abbas).
Bahkan terdapat kebaikan dari setiap helai rambut/bulu hewan kurban tersebut. Seperti disebutkan dalam hadis ketika Zaid bin Arqam bertanya Kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?” Rasulullah shallalhu ‘alaihi wasallam menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah hallallahu ‘laihi wasallam menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Sidang Jumat yang sama-sama mengharap rida Allah
Adapun yang terpenting dari ibadah kurban adalah kita hendak memperoleh derajat takwa kepada Allah. Seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS Al-Hajj (22) 37).
Sedangkan bagi siapa saja umat Islam yang sebenarnya mampu berkurban, tetapi tidak juga berkurban, maka ada ancaman syariat bahwa dia tidak layak salat bersama Nabi. Ini seperti disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah hallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat salat ‘id kami.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk berkurban sehingga mencapai derajat takwa dan rida-Nya. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin. @fen/sumber: minanews.net