Oleh F. Syarifuddin C.
VISI.NEWS – Allah SWT berfirman dalam Alquran yang arrtinya:
“Dan tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk memberi kabar gembira dan menakut-nakuti seluruh manusia. Tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui.” (Surat Saba’: 28)
Demikianlah Allah SWT mengingatkan kita tentang kerasulan Muhammad saw., yaitu untuk membawa kebar gembira, sekaligus kabar yang menakutkan.
Kabar gembira, tentu saja kita semua sudah mengetahuinya yaitu kehidupan nan sarat nikmat di surga kelak ketika kita sudah menempuh alam baka atau alam akhirat.
Adapun kabar yang menakutkan, tak lain yaitu kehidupan sarat tangisan plus penyesalan kelak di alam akhirat yang kita kenal dengan sebutan neraka.
Kalau ditanya mau ke mana nanti? Apakah ke surga apakah ke neraka? Pasti semua orang menjawab sangat ingin ke surga dan sama sekali tidak mau ke neraka, tempat yang sarat tangisan da penyesalan.
Namun, mengapa pada ayat itu Allah menerangkan “Tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui”? Itu karena ada kontradiksi atau ‘tojaiah’ antara keinginan dan realisasi amalan kehidupan sehari-hari.
Katanya ingin hidup nyaman di surga kelak, tetapi amal perbuatan sehari-hari bertolak belakang dengan nilai-nilai hidup yang dapat membawa ke surga. Bukankah itu cerminan dari ketidaktahuan?
Katanya tak ingin hidup penuh tangisan dan penyesalan di neraka, tetai perilaku justru malah lebih banyak yang bisa menyeretnya ke neraka. Ini pun sama saja karena ketidaktahuan atau tepatnya ketidaksadaran diri.
Oleh karena itu, sebaiknya kita sambut kabar gembira tentang surga yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. yaitu agama Islam dengan nilai-nilai surgawinya dengan kunci utama: laksanakan segala perintah Allah dan RasulNya, jauhilah larangan keduanya. Insyaallah kabar kembira tentang surga akan kita gapai dengan nyata, bukan sekadar impian.
Semoga! @fen