VISI.NEWS –
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺰﻳﺰِ ﺍﻟﻤﺠﻴﺪ، ﺫﻱ ﺍﻟﺒﻄﺶ ﺍﻟﺸﺪﻳﺪ، ﺍﻟﻔﻌﺎﻝِ ﻟﻤﺎ ﻳﺮﻳﺪ، ﺍﻟﻤﻨﺘﻘﻢِ ﻣﻤﻦ ﻋﺼﺎﻩ ﺑﺎﻟﻨﺎﺭ ﺑﻌﺪ ﺍﻹِﻧﺬﺍﺭ ﺑﻬﺎ ﻭﺍﻟﻮﻋﻴﺪ، ﺍﻟﻤﻜﺮﻡِ ﻟﻤﻦ ﺧﺎﻓﻪ ﻭﺍﺗﻘﺎﻩ ﺑﺪﺍﺭ ﻟﻬﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺧﻴﺮ ﻣﺰﻳﺪ، ﻓﺴﺒﺤﺎﻥ ﻣﻦ ﻗﺴّﻢ ﺧﻠﻘﻪ ﻗﺴﻤﻴﻦ ﻭﺟﻌﻠﻬﻢ ﻓﺮﻳﻘﻴﻦ } ﻓَﻤِﻨْﻬُﻢْ ﺷَﻘِﻲٌّ ﻭَﺳَﻌِﻴﺪٌ { ، } ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻓَﻠِﻨَﻔْﺴِﻪِ ﻭَﻣَﻦْ ﺃَﺳَﺎﺀَ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻭَﻣَﺎ ﺭَﺑُّﻚَ ﺑِﻈَﻠَّﺎﻡٍ ﻟِﻠْﻌَﺒِﻴﺪِ}.
ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻟَﺎّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ ﻻ ﺷﺮﻳﻚ ﻟﻪ، ﻭﻻ ﻛﻔﻮ ﻭﻻ ﻋﺪﻝ ﻭﻻ ﺿﺪ ﻭﻻ ﻧﺪﻳﺪ، ﻭﺃﺷﻬﺪ ﺃﻥّ ﻣﺤﻤﺪًﺍ ﻋﺒﺪﻩ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺍﻟﺪﺍﻋﻲ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ، ﺍﻟﻤﺤﺬﺭ ﻟﻠﻌﺎﺻﻴﻦ ﻣﻦ ﻧﺎﺭ ﺗﻠﻈﻰ ﺑﺪﻭﺍﻡ ﺍﻟﻮﻗﻴﺪ، ﺍﻟﻤﺒﺸﺮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺑﺪﺍﺭ ﻻ ﻳﻨﻔﺬ ﻧﻌﻴﻤﻬﺎ ﻭﻻ ﻳﺒﻴﺪ .
ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤًﺎ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌﺪ :
Di antara tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk mengenal-Nya, menyembah-Nya, dan takut kepada-Nya. Kemudian Allah menyampaikan argumentasi berupa dalil-dalil naqli yang menjelaskan tentang keagungan dan kebesaran-Nya.
Itu semua agar di hati manusia hadir rasa kebesaran Allah, rasa takut kepada-Nya, dan pengagungan kepada-Nya.
Kemudian Allah juga menjelaskan bahwa Dia memiliki hukuman yang keras di negeri akhirat bagi siapa yang bermaksiat kepada-Nya.
Karena manusia itu terdiri dari berbagai tipe dan karakter.
Ada yang takut dan mengagungkan Allah dengan pemberian. Ada yang tidak pandai mensyukuri pemberian, ia hanya takut dengan hukuman, maka Allah jelaskan Dia memiliki siksa yang keras.
Ada yang dengan penjelasan sifat-sifat yang agung, mereka langsung takut dan mengagungkan Allah.
Karena bermacam-macam karakter inilah Allah menempuh metode yang variative pula. Kemudian, Allah mewajibkan kepada manusia tanpa terkecuali untuk takut kepada Allah.
ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮﻫُﻢْ ﻭَﺧَﺎﻓُﻮﻥِ ﺇِﻥ ﻛُﻨﺘُﻢ ﻣُّﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” [Quran Ali Imran: 175]
ﻭَﺇِﻳَّٰﻰَ ﻓَﭑﺭْﻫَﺒُﻮﻥِ
“Dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” [Quran Al-Baqarah: 40]
ﻓَﻠَﺎ ﺗَﺨْﺸَﻮُﺍ۟ ﭐﻟﻨَّﺎﺱَ ﻭَﭐﺧْﺸَﻮْﻥِ
“Janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.” [Quran Al-Maidah: 44]
Kemudian Allah memuji orang-orang yang beriman dengan firman-Nya,
ﺇِﻥَّ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻫُﻢ ﻣِّﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺭَﺑِّﻬِﻢ ﻣُّﺸْﻔِﻘُﻮﻥَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka.” [Quran Al-Mukminun: 57]
Sampai pada firman-Nya,
ﺃُﻭ۟ﻟَٰٓﺌِﻚَ ﻳُﺴَٰﺮِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻰ ﭐﻟْﺨَﻴْﺮَٰﺕِ ﻭَﻫُﻢْ ﻟَﻬَﺎ ﺳَٰﺒِﻘُﻮﻥَ
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” [Quran Al-Mukminun: 61]
Dari Aisyah radhiallahu’anha berkata,
ﻗﻠﺖ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ، ﻗﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
‘Aku bertanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ayat ini; “
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺗُﻮﻥَ ﻣَﺎ ﺁﺗَﻮْﺍ ﻭَﻗُﻠُﻮﺑُﻬُﻢْ ﻭَﺟِﻠَﺔٌ
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut…” (QS. Al-Mukminun: 60)
ﺃﻫُﻮَ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺰﻧﻲ، ﻭﻳﺸﺮﺏ ﺍﻟﺨﻤﺮ، ﻭﻳﺴﺮﻕ؟ ﻗﺎﻝ : ﻻ ﻳﺎ ﺍﺑﻨﺔ ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ، ﻭﻟﻜﻨﻪ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﺼﻮﻡ ﻭﻳﺼﻠﻲ ﻭﻳﺘﺼﺪﻕ، ﻭﻳﺨﺎﻑ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﻣﻨﻪ
Apakah karena mereka itu minum khamr dan mencuri? Beliau menjawab: “Tidak wahai Binti As-Siddiq, mereka berpuasa, shalat dan bersedekah, akan tetapi mereka takut (amalannya) tidak diterima. Mereka adalah mendapatkan kebaikan-kebaikan.” [HR. at-Tirmizi].
Al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Demi Allah, mereka mengerjakan ketaatan. Bersungguh-sungguh dalam melakukannya. Namun mereka takut amalan itu ditolak. Sesungguhnya seorang mukmin itu menggabungkan perbuatan baik dengan rasa takut. Sedangkan orang munafik itu menggabungkan perbuatan buruk dan rasa aman (dari hukuman Allah).”
Allah menjamin orang-orang beriman yang memiliki rasa takut kepada-Nya dengan firman-Nya,
ﻭَﺃَﻣَّﺎ ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻑَ ﻣَﻘَﺎﻡَ ﺭَﺑِّﻪِ ﻭَﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻨَّﻔْﺲَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻬَﻮَﻯ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻫِﻲَ ﺍﻟْﻤَﺄْﻭَﻯ
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” [Quran An-Naziat: 40-41].
Demikian juga dengan firman-Nya,
ﻭَﻟِﻤَﻦْ ﺧَﺎﻑَ ﻣَﻘَﺎﻡَ ﺭَﺑِّﻪِۦ ﺟَﻨَّﺘَﺎﻥِ
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” [Quran Ar-Rahman: 46]
Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang takut kepada-Nya, itulah hakikat orang yang berilmu. Karena hanyalah orang yang berilmu dan kenal dengan Allah lah yang memiliki rasa takut dan khasy-yah. Allah Ta’ala berfirman,
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻰ ﭐﻟﻠَّﻪَ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻩِ ﭐﻟْﻌُﻠَﻤَٰٓﺆُﺍ۟
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” [Quran Fathir: 28]
Dalam shahihain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻓَﻮَﺍﻟﻠﻪِ ﻟَﺎَﻧَﺎ ﺍَﻋْﻠَﻤُﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﺍَﺷَﺪُّﻫُﻢْ ﻟَﻪُ ﺧَﺸْﻴَﺔً .
“Demi Allah (kata Rasululah): Sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu di antara mereka tentang Allah dan orang yang paling takut di antara mereka kepada-Nya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
ﻋُﺮِﺿَﺖْ ﻋَﻠَﻲَّ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ ﻭَﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﻓَﻠَﻢْ ﺃَﺭَ ﻛَﺎﻟْﻴَﻮْﻡِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻭَﻟَﻮْ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮْﻥَ ﻣَﺎ ﺃَﻋْﻠَﻢُ ﻟَﻀَﺤِﻜْﺘُﻢْ ﻗَﻠِﻴْﻼً ﻭَﻟَﺒَﻜَﻴْﺘُﻢْ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ
“Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [HR Muslim]
Ibadallah,
Di dunia ini, kalau manusia menyadari, sebenarnya mereka sangat butuh memiliki sifat takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terutama di zaman kita sekarang ini. Di mana kondisi sekarang begitu mudah kita mendapatkan sesuatu yang Allah haramkan.
Perbuatan dosa itu bisa datang menyodorkan diri tanpa dicari. Ditambah lagi banyak hal yang rancu. Banyak hal yang dosa tapi dibungkus dengan kedok bijaksana.
Rasa takut kepada Allah akan mengendalikan syahwat seseorang. Dan membantu seorang hamba untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.
Abu Sulaiman ad-Darani mengatakan, “Pokok kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah rasa takut pada Allah Azza wa Jalla. Setiap hati yang tidak memiliki rasa takut pada Allah adalah hati yang rusak.”
Seorang salaf juga mengatakan,
ﺇﺫﺍ ﺳﻜﻦ ﺍﻟﺨﻮﻑ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﺃﺣﺮﻕ ﻣﻮﺍﺿﻊ ﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻣﻨﻬﺎ، ﻭﻃﺮﺩ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻋﻨﻬﺎ
“Kalau rasa takut kepada Allah bersemayam di hati seseorang, maka ia akan membakar syahwatnya. Dan mengusir cinta dunia dari hatinya.”
Ibadallah,
Ketauhilah bahwa rasa takut yang sejati kepada Allah akan menghalangi seseorang dari apa yang Allah Azza wa Jalla haramkan.
Lebih dari itu, maka rasa takut itu tidak dibenarkan. Karena ia akan menjadi berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Merasa dosanya sudah besar sehingga merasa tidak akan mendapatkan ampunan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Rasa takut yang terpuji adalah rasa takut yang menghalangimu dari apa yang Allah haramkan.”
Namun sebenarnya rasa takut itu bukanlah tujuan akhir. Ia adalah sebagai wasilah untuk taat kepada Allah. karena di antara sifat penduduk surga adalah tidak ada rasa ketakutan dan mereka tidak bersedih.
Ibadallah,
Dalam perjalanan kita menaati Allah, hendaknya kita meniru seekor burung yang terbang. Rasa cinta kepada Allah ibarat kepala burung. Sedangkan rasa takut dan harap kepada Allah ibarat dua sayap burung.
Seorang mukmin yang sejati menggabungkan antara takut kepada hukuman Allah dengan yakin Allah itu Maha Adil. Menggabungkan rasa harap kepada Allah dan semangat meraih pahala dan karunia-Nya.
Rasa takut ibarat baju besi yang menjadi penjaga dari kemaksiatan. Rasa harap memotivasi seseorang untuk taat. Dengan prinsip ini akan mudahlah perjalanan seseorang menuju Allah Ta’ala.
ﺑﺎﺭﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ ﻭﻟﻜﻢ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ، ﻭﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﻤﺎ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﻣﻦ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﻭﺍﻟﺤﻜﻤﺔ، ﺃﻗﻮﻝ ﻣﺎ ﺳﻤﻌﺘﻢ ﻭﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻲ ﻭﻟﻜﻢ، ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮﻭﻩ ﻭﺗﻮﺑﻮﺍ ﺇﻟﻴﻪ؛ ﺇﻧﻪ ﻫﻮ ﺍﻟﻐﻔﻮﺭ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ .
@fen/sumber: khotbahjumat.com