Search
Close this search box.

KIAT: Membangunkan Anak untuk Sahur

Ilustrasi./via antara/ist.

Bagikan :

VISI.NEWS – Psikolog keluarga Ayoe Soetomo mengungkapkan kiat agar anak tidak sulit bangun sahur, aktivitas khusus selama Ramadan yang mungkin menantang bagi orangtua karena buah hati harus bangun jauh lebih pagi dari biasanya.

Ayoe menuturkan, orangtua sebaiknya memberi tahu soal seputar sahur dan Ramadan sejak jauh-jauh hari agar anak sudah mempersiapkan diri dan tahu dirinya harus bangun lebih pagi agar kuat berpuasa.

“Sebaiknya ajak anak mengetahui puasa Ramadan dari jauh-jauh hari atau beberapa hari sebelum puasa agar anak tidak sulit bangun sahur,” kata Ayoe dalam webinar kesehatan, ditulis Sabtu.

Coba dengan mulai bercerita tentang kisah-kisah agama seperti cerita para nabi jelang tidur, misalnya.

Berbincanglah dengan buah hati bahwa sebentar lagi umat Islam akan melaksanakan puasa Ramadan yang melibatkan aktivitas sahur. Jelaskan apa kegunaan sahur, juga jam berapa dia harus bangun selama bulan puasa.

Agar anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar beribadah selama Ramadan, libatkan juga anak dalam diskusi soal menu makan sahur.

“Biar tidak sulit, dari malam sudah ajak ngobrol, ‘besok kita sahur ya jadi harus bangun pagi’. Atau ajak bantu siapkan menu masakan, lalu tanya mau menu apa,” katanya.

Jika anak sudah siap dan bersemangat untuk puasa, aturlah jam tidur agar anak lebih mudah dibangunkan pada dini hari.

Dia menyarankan orangtua untuk mulai mengenalkan puasa pada anak sejak usia empat tahun.Cara mengenalkannya bukan dengan mengharuskan dia berpuasa secara penuh, tapi mengetahui rutinitas puasa seperti sahur pada pagi hari, juga kewajiban untuk menahan haus dan lapar hingga waktunya berbuka puasa.

Secara perlahan, seiring bertambahnya usia, ajak anak untuk belajar berpuasa mulai setengah hari hingga akhirnya bisa berpuasa hingga sehari penuh.

Baca Juga :  Menteri AHY: Pendaftaran Bidang Tanah untuk Pemanfaatan Tanah Masyarakat yang Lebih Optimal

“Sesuaikan sama usia saja, jangan paksa anak yang masih terlalu kecil. Kalau dirasa kuat, tidak apa-apa dilanjutkan untuk berpuasa.”

Ketika anak sedang belajar puasa, ada kalanya dia akan merasa tergoda untuk berbuka sebelum waktunya.

Untuk anak yang fisiknya sudah kuat untuk belajar puasa, anak bisa membuat mereka “lupa” dengan rasa lapar dan haus lewat aktivitas-aktivitas menarik dan menyenangkan seperti bermain.

Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan orangtua adalah mengasosiasikan puasa dan bulan Ramadan sebagai kegiatan yang menyenangkan karena ada aktivitas seperti salat tarawih berjemaah di rumah atau buka puasa bersama di rumah bersama orangtua.

Dengan demikian, puasa tidak menjadi beban berat bagi anak dan mereka bisa menjalaninya dengan riang gembira. @fen

Baca Berita Menarik Lainnya :