Kiprah Guizhou Sebagai “Museum Jembatan”

Editor Pemandangan Jembatan Pingtang. /visi.news/chen peiliang/ist
Silahkan bagikan

VISI.NEWS | TIONGKOK  – ‘Penghargaan Infrastruktur’ diraih oleh proyek Jembatan Guizhou Pingtang,” kata pembawa acara malam penghargaan “Outstanding Structure Award 2022” yang diadakan International Association for Bridge and Structural Engineering (IABSE). Maka, Yang Jian, Chief Engineer, Guizhou Transportation Planning Survey & Design Academy Co., Ltd., tampak gembira dan bersemangat ketika berada di atas panggung.

Sebenarnya, jembatan di Guizhou bukan pertama kalinya memenangkan sebuah penghargaan internasional yang bergengsi. Proyek jembatan di Guizhou meraih “kesuksesan besar” setelah memenangkan sederet penghargaan global, termasuk “Gustav Lindenthal Medal” yang dijuluki “Hadiah Nobel” dalam bidang teknik. Karena jembatan di Guizhou sering memenangkan penghargaan di panggung internasional, juri IBC pun berseru “Mari kita sambut kembali Jembatan Guizhou untuk membawa pulang penghargaan ini.”

Padahal, pemenang penghargaan bergengsi yang digelar rutin ini sempat ketinggalan dalam proyek pembangunan jembatan. Kendala transportasi telah lama menjadi isu yang menghambat pembangunan Guizhou. Sebagai pusat geografis di Tiongkok Barat Daya, Guizhou sebelumnya tidak terlalu memanfaatkan potensinya karena wilayah pegunungan dan keterbatasan fasilitas lalu lintas sehingga warga lokal terkendala. Beberapa dekade lalu, Guizhou mulai mempelajari konstruksi jembatan, serta pengalaman negara lain seperti Jepang dan Jerman dalam membangun jembatan canggih. Namun, mengingat karakteristik tanah karst, serta lebih dari 90% permukaan tanahnya diliputi pegunungan dan perbukitan, Guizhou sulit belajar dari pengalaman masa lalu.

“Sejak dulu, ayah saya selalu menjadi sosok yang asing di kampung halamannya. Ibu saya selalu bercerita bahwa ayah saya membantu orang lain membangun jembatan dan jalan di tempat yang terkendala transportasi. Saya pun menggemari jembatan ketika masih kecil, bahkan saya mengetahui banyak hal tentang jembatan ketimbang anak-anak lain seusia saya. Kecintaan saya untuk jembatan benar-benar merupakan sebuah panggilan, dan saya lalu memilih berkuliah dalam program studi Teknik Jembatan untuk membangun impian saya tentang jembatan,” ujar Liu Hao, seorang insinyur Jembatan Huajiang yang bekerja di Guizhou Bridge Construction Group.

Baca Juga :  Garuda Nusantara Mulai Persiapan untuk Pemusatan Latihan di Eropa

Kini, Guizhou telah membangun hampir 30.000 jembatan, termasuk proyek yang tengah dibangun, dan lebih dari 2.000 jembatan tol masih dalam masa konstruksi. Banyak jenis jembatan yang telah dibangun di Guizhou, termasuk suspension bridge, cable-stayed bridge, arch bridge, dan beam bridge, bahkan meliputi hampir seluruh jenis jembatan yang ada di dunia. Maka, julukan “museum jembatan” diberikan untuk Guizhou, sebab kota ini menjadi tempat asal lima dari 10 jembatan super terbaik di dunia yang melintasi pegunungan dan lembah.

Di sisi lain, konsep pelestarian alam juga telah dipertimbangkan dalam desain dan teknik konstruksi jembatan. Hal ini menjadi faktor penting lain dari pengakuan Guizhou oleh komunitas internasional. Misalnya, transformasi Jembatan Huayudong. Tim Yang Jian mengusulkan solusi “pembongkaran setelah konstruksi”. Solusi ini tak hanya mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat ledakan, namun juga mewujudkan daur ulang jembatan lama. Dengan demikian, jembatan ini menjadi jembatan jalan pertama di Guizhou yang “berbentuk keranjang”.

Lebih lagi, Guizhou kini melansir teknologi dan desain jembatan untuk kota-kota di dalam dan luar negeri. Misalnya, Guizhou berhasil menggarap proyek yang terbentang di Sungai Kuning di Provinsi Henan, serta segera membangun proyek besar di Mongolia dan Georgia.

Seperti dijelaskan Yang Jian, “Setiap kali melihat jembatan Guizhou, saya merasa gembira seperti ketika melihat anak saya sendiri.” Kini, jembatan Guizhou menjadi model dalam konstruksi jembatan sehingga sangat mendukung peran Guizhou sebagai pusat transportasi yang berperan besar di Tiongkok Barat Daya. Hal tersebut juga mendukung Guizhou untuk mendunia bersama Belt and Road Initiative, mempromosikan konsep pelestarian alam pada era baru, serta ide bahwa “membangun jalan merupakan langkah awal menuju kesejahteraan.”@m purnama alam

Baca Juga :  Bupati Dadang Supriatna Dukung Eksistensi Lembaga-Lembaga di PCNU

M Purnama Alam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Next Post

Dugaan Joki di Coklit Pantarlih Kabupaten Bandung, Direktur DEEP: Harus Segera dilakukan Penelusuran Lebih Lanjut oleh Bawaslu

Jum Mar 10 , 2023
Silahkan bagikanVISI.NEWS | BANDUNG – Direktur Democracy And Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati, menyebutkan, berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, diduga masih terdapat joki Coklit Pemilu atau penjelasannya dari Pencocokan dan Penelitian dalam pelaksanaan Pemilihan Umum, Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di wilayah Kabupaten Bandung. […]