VISI.NEWS | JAKARTA – Sebuah kisah mengharukan tentang seorang sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama ‘Alqamah menjadi viral di media sosial. Kisah ini mengisahkan bagaimana ‘Alqamah yang dikenal sebagai orang yang sangat taat beribadah, namun mengalami kesulitan untuk mengucap syahadat saat menghadapi ajalnya. Hal ini disebabkan oleh kemurkaan ibunya yang tidak ridha dengan sikapnya yang lebih mengutamakan istrinya daripada ibunya.
Menurut sumber yang dikutip dari [situs ini](^1^), kisah ‘Alqamah ini berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah. Dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa saat ‘Alqamah sakit keras, istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberitahukan kondisi suaminya yang kritis. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian mengirimkan ‘Ammar, Bilal, dan Shuhaib untuk menjenguk ‘Alqamah dan mengajarkan kalimat tauhid kepadanya. Namun, ‘Alqamah tidak bisa mengucapkannya karena lisannya terkunci.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian menanyakan apakah ada orang tua ‘Alqamah yang masih hidup. Ternyata, ibunya masih hidup dan sudah sangat tua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu meminta utusannya untuk menemui ibunya dan menyampaikan pesannya agar ibunya datang kepadanya atau ia yang akan menemuinya di rumahnya. Ibunda ‘Alqamah memilih untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan berjalan bersandar pada tongkatnya.
Sesampainya di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ibunda ‘Alqamah mengucap salam dan dijawab oleh beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya tentang keadaan ‘Alqamah. Ibunda ‘Alqamah memuji anaknya sebagai orang yang rajin shalat, puasa, dan sedekah. Namun, ia juga mengaku tidak suka dengan ‘Alqamah karena ia lebih mementingkan istrinya dan durhaka kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa murka ibunya itulah yang membuat ‘Alqamah tidak bisa mengucap syahadat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian memerintahkan Bilal untuk mengumpulkan kayu bakar dan mengancam akan membakar ‘Alqamah. Ibunda ‘Alqamah terkejut dan memohon agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melakukan hal itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa azab Allah lebih berat dan lebih kekal daripada api dunia. Ia menasehati ibunda ‘Alqamah agar meridhai anaknya dan mengingatkan bahwa shalat, puasa, dan sedekah ‘Alqamah tidak ada gunanya selama ibunya masih murka. Ibunda ‘Alqamah akhirnya menyatakan ridhanya terhadap ‘Alqamah di hadapan Allah, para malaikat, dan kaum Muslimin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu menyuruh Bilal untuk kembali ke rumah ‘Alqamah dan melihat apakah ia sudah bisa mengucap syahadat atau belum. Bilal pun pergi dan mendengar ‘Alqamah mengucap Lailahaillallah dari luar rumah. Ia masuk dan memberitahukan kepada yang hadir bahwa murka ibunda ‘Alqamah lah yang menghalangi lisan ‘Alqamah untuk mengucap syahadat. Setelah ibunya rida, barulah lisan ‘Alqamah ringan mengucapkannya. Pada hari itu juga, ‘Alqamah meninggal dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar kabar kematiannya dan mendoakannya.
Kisah ‘Alqamah ini mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi kita semua. Salah satunya adalah pentingnya menjaga hubungan baik dengan orang tua, terutama ibu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya ridla Allah berada pada ridla ibu. Murka Allah juga berada pada murka ibu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Semoga kita termasuk orang-orang yang berbakti kepada orang tua dan mendapatkan ridla Allah. Amin.
@m purnama alam