VISI.NEWS | MYANMAR – Jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang mengguncang Myanmar terus bertambah.
“Gempa berkekuatan 7,7 skala richter, salah satu gempa terkuat di Myanmar dalam satu abad, mengguncang negara Asia Tenggara yang dilanda perang itu pada hari Jumat, menyebabkan sekitar 1.700 orang tewas, 3.400 orang terluka, dan lebih dari 300 orang hilang hingga hari Minggu,” kata pemerintah militer Myanmar dikutip dari Reuters, Senin (31/3/2025).
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, pemimpin junta Myanmar, memperingatkan bahwa jumlah korban bisa terus meningkat, mengingat dampak gempa yang luas serta kondisi sulit yang dihadapi pemerintahannya.
Sejumlah negara telah mengirimkan bantuan, termasuk India, Tiongkok, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Rusia. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyoroti meningkatnya kebutuhan kemanusiaan, terutama dengan datangnya musim hujan yang dapat memperparah kondisi para penyintas.
Bencana ini semakin memperburuk situasi di Myanmar yang telah dilanda perang saudara sejak kudeta militer 2021. Gempa juga menyebabkan kerusakan luas pada infrastruktur penting, seperti jembatan, jalan raya, bandara, dan jalur kereta api, yang menghambat distribusi bantuan.
Di beberapa daerah dekat pusat gempa, warga mengaku minimnya bantuan pemerintah memaksa mereka bertahan sendiri. Min Aung Hlaing menekankan pentingnya pemulihan jalur transportasi untuk mempercepat upaya kemanusiaan.
Gempa ini juga mengguncang Thailand, menyebabkan kerusakan serius, termasuk runtuhnya sebuah gedung pencakar langit di Bangkok yang sedang dibangun. Hingga kini, 18 orang dilaporkan tewas, sementara 76 lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan. Tim penyelamat terus bekerja dengan menggunakan drone dan anjing pelacak untuk mencari korban selamat. @ffr












