VISI.NEWS – Para pasukan pejuang Taliban makin ofensif menguasai sejumlah wilayah di Afghanistan. Sejumlah kota utama makin banyak yang berhasil mereka rebut dari tangan Pemerintah Afghanistan.
Al Jazeera melaporkan, dilansir tribunnews.com, saat ini hanya Mazar i Sharif dan Jalalabad, dua kota besar yang masih dalam kontrol dan penguasaan Pemerintah di tengah pengepungan Kota Kabul, ibu kota Afghanistan oleh pasukan Taliban.
Mazar i Sharif terletak di utara Kota Kabul. Minggu lalu, pasukan Taliban berhasil merebut dua kota utama, Herat dan Kandahar.
Sementara itu, Sputnik News melaporkan, staf Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di kota Kabul sedang bersiap untuk menghadapi kemungkinan terburuk.
Posisi para pejuang Taliban saat ini hanya berjarak 50 km dari kota Kabul. Begitu dekat.
Dikutip dari Sputnik News, Minggu (15/8/2021), dalam cuitannya di Twitter, reporter NPR National Desk, Tom Bowman menuliskan, situasi di Kedubes AS di Kabul ‘lebih mengerikan dibandingkan apa yang disampaikan Departemen Luar Negeri AS’.
“Hampir semua karyawan sedang berkemas dan sebagian kecil di antaranya akan mengungsi ke lokasi lain. Para staf bersiap untuk menghancurkan kertas-kertas yang berisi data sensitif, begitu pula komputer dan telepon,” cuit Bowman.
Sementara itu, ada pengguna media sosial yang menanggapi cuitan Bowman dan membandingkan situasinya dengan ‘hari-hari terakhir perang Vietnam’ serta jatuhnya kota Saigon.
Perlu diketahui, dengan ditariknya pasukan militer AS dan sekutunya keluar dari negara itu, membuat Taliban meluncurkan serangan nasional besar-besaran.
Bahkan kelompok pemberontak itu berhasil merebut provinsi-provinsi utama dan pusat-pusat populasi di negara konflik tersebut.
Sejauh ini Taliban telah berhasil mengambil alih setengah dari ibu kota provinsi Afghanistan, termasuk Kandahar dan Herat.
Kandahar dan Herat merupakan kota terbesar kedua dan ketiga di negara Timur Tengah itu.
Pasukan pemerintah pun saat ini sedang berjuang untuk menghentikan atau bahkan ‘memukul mundur’ pawai cepat para militan ini.
Kamis lalu, Departemen Luar Negeri AS mendesak semua warganya untuk ‘segera meninggalkan Afghanistan’.
Pentagon bahkan telah mengumumkan bahwa sekitar 3.000 prajurit AS akan dikerahkan sementara ke negara itu untuk memberikan bantuan keamanan bagi diplomat AS serta warga negara yang akan mengungsi dari sana. @fen