VISI.NEWS – Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, akhirnya memiliki dua unit mesin Polymerase Chain Reaction (PCR). Mesin tersebut pemberian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Nantinya mesin tersebut akan ditempatkan di RSUD dr. Soekardjo, Kota Tasikmalaya, guna mengetahui ada atau tidak adanya virus corona pada pasien yang menjadi objek pemeriksaan.
“Saya merasa lega karena mendapatkan bantuan mesin PCR dari BNPB dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Selama ini Kota Tasikmalaya belum memiliki mesin swab sehingga berpengaruh terhadap proses tracing para pasien Covid-19 di wilayahnya,” kata Wali Kota Tasikmalaya, H. Budi Budiman kepada wartawan, Rabu (19/8).
Menurut Budi, kedua mesin PCR untuk tes swab tersebut akan ditempatkan di RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya. Nantinya bisa mengetahui lebih cepat hasil objek pemeriksaan karena hasilnya bisa didapat kurang dari satu jam.
“Selama ini untuk mengetahui hasil swab bisa beberapa hari karena dikirim ke laboratorium di Bandung,” ucapnya.
Dikatakan Budi, dengan adanya mesin PCR pihaknya merasa optimistis Kota Tasikmalaya akan segera terbebas dari Covid-1, karena proses penanganannya akan semakin cepat.
Saat ini, Kota Tasikmalaya berstatus zona kuning karena masih ada 5 pasien yang dirawat di RSUD Soekardjo Tasikmalaya, dan salah satunya diketahui meninggal dunia pada Rabu (19/8) dini hari tadi.
Adapun asal usul kedua unit mesin PCR tersebut, setelah pihaknya mendatangi kantor BNPB di Jakarta. Saat itu pihaknya bersama Satgas Covid -19 Kota Tasikmalaya mengeluhkan terkait lambatnya menerima hasil swab, untuk mengetahui ada atau tidaknya virus corona pada pasien.
Hal tersebut menjadikan penanganan Covid-19 menjadi lambat dan berakhir dengan buruk. Rupanya keluhan itu ditanggapi positif oleh Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, Letjen (TNI) Doni Monardo.
Hasilnya, pihaknya langsung diberi mesin PCR oleh BNPB yang langsung diserahkan oleh Kepala BNPB. Begitu pun dengan satu unit mesin PCR dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, diberikan setelah menyampaikan keluhan dan protes terkait hasil swab yang selalu terlambat. @arn