VISI.NEWS – Madrasah DTA Al-Barokah di Kampung Cieunteung Sukarame, Kelurahan Argasatu, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, diserang sejumlah orang yang diduga komplotan geng motor, Minggu (20/9) dini hari. Akibat serangan itu, sejumlah kaca jendela madrasah pecah akibat dilempari.
Informasi yang dihimpun, sebelum menyerang, kawanan pelaku bolak-balik dengan menggunakan sepeda motor berknalpot bising. Para pelaku yang diduga kelompok geng motor, tiba-tiba datang bukan hanya merusak sarana ibadah, namun berteriak-teriak menantang warga. Kawanan pelaku juga membawa senjata tajam parang, samurai, dan celurit.
Ketua RW setempat, Ajat Sudrajat mengatakan, sebelum melakukan penyerangan sekira pukul 01.00 WIB dini hari, ada sepeda motor berboncengan dengan knalpot bising bolak-balik di depan lokasi kejadian, seperti yang memancing keributan.
Orang tak dikenal yang menggunakan sepeda motor knalpot bising itu awalnya hanya melintas. Namun sekira pukul 02.00 WIB balik lagi, lalu kembali membunyikan knalpot bisingnya. Hal tersebut memancing warga sekitar keluar rumah.
“Salah seorang warga, sempat menanyakan kedatangan orang tak dikenal tersebut. Namun mereka mengaku tidak tahu dan keduanya pergi,” ucapnya.
Menurutnya, rupanya sekira pukul 03.00 WIB mereka kembali. Kali ini jumlahnya menjadi enam orang dan berjalan kaki dari arah simpang tiga Artanita. Keenamnya menggunakan jaket warna hitam dan menenteng senjata tajam. Sepeda motornya diparkir di simpang tiga, atau sekitar 50 meter dari lokasi. Tiba-tiba di antara orang tak dikenal itu langsung melempari madrasah sambil mengeluarkan kata-kata kasar.
“Anjing, anjing, anjing kalaluar, anjing,” tutur Ajat menirukan pelaku.
Dikatakan dia, perusakan madrasah ini terjadi sekitar pukul 03.00 WIB. Meski pelakunya yang datang ke lokasi berjumlah enam orang, diperkirakan temannya banyak dan menunggu di pertigaan.
“Warga awalnya mendengar puluhan geng motor meraung-raungkan kenalpotnya dan berkumpul di pertigaan Jalan Cieunteung dekat Yayasan Artanita itu,” ucapnya.
Enam orang dari kelompok itu berjalan kaki ke madrasah tak jauh dari mereka berkumpul sambil bawa parang, samurai, dan celurit. Dua dari enam pelaku langsung merusak kaca jendela madrasah membabi buta.
Empat orang lainnya memukul-mukul besi kanopi madrasah. Aksi perusakan bangunan madrasah itu terhenti saat ada seorang warga setempat yang memberanikan diri mengusir geng motor itu yang rata-rata usianya masih muda.
“Yang melempari madrasah sebanyak dua orang, sementara yang empat orangnya lagi memukul-mukul kanopi madrasah. Saksi Aris Susanto memberanikan diri menegur para pelaku, hingga akhirnya para pelaku pergi ke arah simpang tiga Artanita dengan berjalan cepat,” ucapnya.
Dijelaskan Ajat, melihat banyak warga berdatangan karena mendengar keributan perusakan madrasah itu, kelompok geng motor pun langsung pergi dengan menancap gas motornya ke arah Gunung Pereng, Kota Tasikmalaya.
“Sebelumnya, kami warga di sini tidak ada permasalahan apa-apa dengan mereka. Kami geram dan tak rela tempat ibadah dirusak oleh geng motor. Jelas kami marah dan seluruh warga siap memerangi aksi berandalan geng motor di mana pun,” tambah Ajat.
Ajat pun sangat menyayangkan ulah para geng motor yang merusak tempat ibadah di pinggir jalan tanpa ada masalah apa pun.
Warga wilayahnya pun sepakat menyatakan perang dengan berandalan geng motor yang telah merusak sarana ibadah.
Dengan kejadian ini, masyarakat pun akan melakukan siaga dan patroli malam untuk menyisir keberadaan berandalan bermotor yang selama ini sangat meresahkan masyarakat.
“Kami sangat marah dan siap berantas geng motor. Ini rumah ibadah dan dirusak oleh oknum geng motor. Kami siap tempur dengan geng motor,” ungkapnya
Sementara itu petugas kepolisian yang datang ke lokasi kejadian dan memintai keterangan kepada sejumlah saksi. Ada enam orang yang merupakan warga setempat yang dimintai keterangan.
Selain itu polisi juga mengamankan 5 buah batu berukuran kepalan tangan yang digunakan para pelaku melempar. Selain itu polisi juga mengamankan serpihan pecahan kaca jendela madrasah. Hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait insiden perusakan madrasah tersebut dan mengejar para pelakunya.
“Kami telah mendapatkan informasi perusakan sarana ibadah oleh sekelompok geng motor tersebut. Kami langsung menerjunkan tim untuk mendatangi lokasi kejadian,” ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Tasikmalaya, AKP Yusuf Ruhiman. @arn