VISI.NEWS | SOLO – Lalu lintas dari arah barat Kota Solo, khususnya dari Jakarta, Bandung dan kota-kota lain di Jawa Barat, maupun dari arah timur, seperti dari Surabaya, Malang dan sebagainya, saat melintas Kota Solo diharapkan menghindari perlintasan sebidang Simpang Joglo yang berada di jalur utama antara Jabar dan Jatim.
Di Simpang Joglo yang merupakan perlintasan rel kereta api Solo-Semarang dengan simpang 7 jalan raya, saat ini sampai Juli 2022 sedang dikerjakan pembuatan gorong-gorong bagian dari megaproyek pembangunan elevated rail atau rel KA layang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pemkot Solo, Hari Prihatno, didampingi site manager proyek Elevated Rail Joglo, menjelaskan kepada wartawan, di kantornya kawasan Manahan Solo, Sabtu (18/6/2022), dalam pelaksanaan proyek tahap 1 saat ini jalur Simpang Joglo belum seluruhnya ditutup.
“Pekerjaan proyek sebetulnya dilaksanakan bertahap. Pada tahap pertama sebagian jalur masih dibuka secara terbatas untuk kendaraan roda 4 ukuran kecil dan kendaraan roda 2. Sedangkan kendaraan roda 4 ukuran besar kita arahkan lewat jalan tol Solo-Ngawi,” ujar Hari.
Dia mengingatkan, meskipun sebagian jalur masih dibuka di perlintasan antar-provinsi yang sangat padat arus lalu lintasnya itu rawan macet. Jika lalu lintas dari Jabar dan Jatim tetap melintas jalur Simpang Joglo, dia khawatir terjadi kemacetan parah yang sulit terurai.
“Itu sebabnya kita minta lalu lintas antar-provinsi yang melintas Kota Solo menghindari Simpang Joglo. Kita sudah memasang papan pemberitahuan di jalur masuk Kota Solo di sisi barat dan timur, sekaligus dengan penunjuk arah ke jalan tol,” jelasnya.
Proyek pembangunan Elevated Rail Simpang Joglo sendiri, merupakan bagian dari proyek jalur ganda atau double track rel KA Solo-Semarang.
Simpang 7 Joglo sendiri, yang selama ini merupakan simpul kemacetan akut terutama saat ada KA yang melintas, dirancang khusus dengan mengubah posisi landasan rel KA yang semula di permukaan menjadi melayang.
“Di rel yang melayang, akan dibangun jembatan ikonik yang akan menjadi salah satu ikon Kota Solo. Kita berharap setelah proyek Elevated Rail Simpang Joglo selesai, tidak terjadi kemacetan lagi,” sambung Hari Prihatno.
Kepala Dishub itu menambahkan, pada tahap-tahap awal.pekerjaan proyek di jalur Simpang Joglo belum dilakukan penutupan total. Namun setelah pembangunan fisik jembatan mulai dilaksanakan arus lalu lintas akan ditutup total.
Pelaksanaan mega-proyek yang diperkirakan menelan biaya Rp 350 miliar tersebut, kini juga belum menyeluruh karena di beberapa bagian masih bebas dari berbagai fasilitas, di antara fasilitas perdagangan Pasar Joglo.@tok