VISI.NEWS | KAB. BANDUNG – Bupati Bandung, Dadang Supriatna, mengajak seluruh elemen masyarakat, instansi pemerintah, dan dunia usaha untuk bersatu mencari solusi nyata dalam mengatasi persoalan banjir di Kecamatan Dayeuhkolot.
Ajakan itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Sinergitas Pentahelix Penanganan Banjir, yang digelar di Gedung Pinus Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Selulosa (BBSPJIS), Jalan Moch. Toha, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (11/11/2025).
Rapat tersebut dihadiri perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dinas PUTR Kabupaten Bandung, BPBD, PSDA Provinsi Jawa Barat, serta tokoh masyarakat dan kalangan pengusaha yang beroperasi di kawasan industri Dayeuhkolot.
Dalam arahannya, Bupati Dadang Supriatna menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencari solusi jangka panjang penanganan banjir. Ia menilai, tanpa kerja sama konkret dari semua pihak, upaya penanggulangan banjir tidak akan berjalan optimal.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Kita butuh keterlibatan semua pihak masyarakat, dunia usaha, akademisi, media, dan pemerintah. Semua harus turun tangan melalui skema Pentahelix Collaboration,” ujar Dadang Supriatna.
Menurutnya, sedikitnya 30 perusahaan di kawasan industri Dayeuhkolot akan dilibatkan dalam program penanganan banjir melalui mekanisme tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Saya tidak meminta uang pribadi dari siapa pun, tetapi partisipasi untuk kepentingan bersama. Ini demi keselamatan dan kenyamanan warga Dayeuhkolot,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Kang DS itu mengatakan, Pemkab Bandung siap mengalokasikan dana APBD untuk mendukung langkah-langkah konkret pengendalian banjir. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan secara transparan, kolaboratif, dan berbasis pada kebutuhan riil di lapangan.
“Kalau semua pihak kompak, saya yakin masalah banjir ini bisa kita selesaikan secara bertahap. Kita tidak hanya bicara di forum, tapi harus ada tindak lanjut nyata,” kata Kang DS.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga meminta agar dibentuk Tim Pentahelix Kecamatan Dayeuhkolot yang melibatkan unsur masyarakat, perusahaan, dan pemerintah.
“Silakan bentuk kepengurusan mulai dari ketua, sekretaris, dan bendahara. Nanti Pak Camat akan membuat SK agar program ini berjalan resmi dan terarah,” ujarnya.
Dari hasil musyawarah tersebut, tokoh masyarakat Dayeuhkolot, Tri Rahmanto, terpilih sebagai Ketua Pentahelix Penanganan Banjir Dayeuhkolot.
Tri Rahmanto menyatakan kesiapannya menjalankan amanah tersebut. Ia juga mengajak seluruh perusahaan dan masyarakat untuk aktif berkontribusi mendukung langkah pemerintah daerah dalam penanganan banjir.
“Kita siap melaksanakan arahan Bupati Bandung. Setiap perusahaan harus berkontribusi, jangan hanya duduk manis. Mari bantu pemerintah menyelesaikan persoalan banjir ini,” tegas Tri Rahmanto.
Sementara itu, Kepala Dinas PUTR Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa, menjelaskan bahwa kawasan Dayeuhkolot termasuk wilayah dengan kondisi geografis yang menantang. Sebagian wilayahnya berada di dataran rendah dengan elevasi lebih rendah dari Sungai Citarum.
“Kondisi geografis ini menjadi tantangan tersendiri. Karena posisi wilayah lebih rendah dari permukaan sungai, potensi genangan sangat tinggi setiap musim hujan,” ujar Zeis.
Zeis menyebut, BBWS Citarum telah memetakan sekitar 20 titik kolam retensi (folder) untuk menampung limpasan air saat curah hujan tinggi. Dari jumlah itu, 11 kolam sudah selesai dibangun, sedangkan sisanya masih dalam tahap perencanaan.
Selain itu, sejumlah langkah teknis juga tengah disiapkan, seperti normalisasi saluran drainase, perbaikan pompa air di kawasan Bojong Asih dan Cipalasari, serta pembuatan sistem resapan air di area permukiman padat penduduk.
“Dengan dukungan semua pihak melalui konsep pentahelix, kami optimistis penanganan banjir di Dayeuhkolot bisa dilakukan lebih efektif dan berkelanjutan,” pungkas Zeis.
Rapat koordinasi tersebut ditutup dengan komitmen bersama antara pemerintah, instansi teknis, dan dunia usaha untuk memperkuat sinergi dan kerja sama dalam mewujudkan Dayeuhkolot bebas banjir melalui kolaborasi pentahelix. @Ihda












