VISI.NEWS – Rencana aksi Aliansi BEM se-Indonesia menolak pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja bisa jadi batal.
Pasalnya, polisi tidak mengeluarkan izin atau melarang rencana aksi tersebut. Rencananya, aksi itu akan dilakukan di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis (8/10/2020).
Kepastian itu disampaikan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/10). Awi menyebut, salah satu pertimbangan larangan adalah pandemi Covid-19.
“Kami tidak mengizinkan demo masa pandemi. Tidak kami izinkan,” kata Awi.
Pihaknya menilai, penyampaian aspirasi dengan cara berkerumun dikhawatirkan akan menjadi klaster penyebaran Covid-19.
Selain itu, faktor lainnya adalah soal penerbitan Surat Telegram Rahasia (TR) Kapolri Jenderal Idham Azis soal pencegahan demonstrasi terkait isu omnibus law.
“Kapolri sudah terbitkan Telegram untuk maksimalkan upaya pencegahan klaster baru demo,” tegasnya.
Terpisah, Presiden Joko Widodo dipastikan tidak akan ada di Istana kendati demo tersebut berlangsung.
Pasalnya, orang nomor satu di Indonesia itu sudah meninggalkan Jakarta pada Rabu (7/10) sore bertolak ke Yogyakarta.
Sedangkan seharian ini, Presiden Jokowi berada di Istana Bogor. Termasuk menggelar rapat secara virtual. Demikian disampaikan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Rabu (7/10).
“Baru sore harinya, Presiden terbang ke Jogja untuk kemudian melanjutkan perjalanan via darat ke Solo,” kata Heru.
Jokowi lalu melanjutkan perjalanan ke Solo untuk ziarah ke makam almarhum ibunda Sudjiatmi Notomihardjo di Karanganyar.
“Malam harinya dari Solo, Presiden kembali ke Jogja untuk menginap di Istana Kepresidenan Gedung Agung,” kata Heru.
Adapun agenda Presiden Jokowi pada Kamis (8/10) adalah melakukan kunjungan kerja ke Palangka Raya di Kalimantan Tengah. Di Palangka Raya, Jokowi akan meninjau program Lumbung Pangan Nasional.
Namun, Heru menegaskan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Palangka Raya tidak ada hubungannya dengan rencana elemen mahasiswa dan buru menggelar aksi di depan Istana Negara. Heru menyatakan bahwa agenda itu sudah disusun sejak lama.
“Jadi sama sekali tidak ada kaitan dengan aksi besok,” tegasnya.
“Presiden memang concern kepada ketahanan pangan nasional karena seperti peringatan FAO ada risiko kelangkaan pangan akibat pandemi.”
“Jadi memang presiden ingin meninjau langsung progress food estate ini,” jelas Heru. @fen