VISI.NEWS | JAKARTA – Partai Demokrat belum melihat ada peluang bagi Mahfud MD menjadi cawapres Anies. Meski tokoh itu punya akar dan basis kuat di Nahdlatul Ulama (NU), kelompok pemilih yang kabarnya selalu menjadi penentu kemenangan Pilpres.
Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra melihat, Mahfud, seperti dilansir dari suara merdeka, justru berpeluang menjadi cawapres di koalisi partai-partai di Pemerintah. Mengingat kedekatan Mahfud dengan partai penguasa. “Pak Mahfud ini dekatnya dengan siapa? Jangan-jangan Pak Mahfud juga lagi ngincer di koalisi besar atau dia dengan PDI Perjuangan. Kan kita nggak tahu nih,” kata Herzaky kepada wartawan di Kantor DPP Partai Demokrat.
Dia menegaskan, KPP telah memiliki kriteria cawapres, salah satu yang paling utama ialah figur yang memiliki semangat perubahan. Soal sosok? Ini jadi kewenangan Anies yang akan dibahas bersama dengan tim kecil. “Ini sudah ranahnya bacapres, Anies Baswedan,” tandas Herzaky.
Terpisah, pengamat Sosial Politik, Frans Immanuel Saragih menilai, Mahfud MD merupakan sosok yang sudah sangat dikenal luas di Indonesia. Seorang akademisi, politisi, anggota DPR, mantan Ketua MK, dan saat ini menjabat Menkopolhukam. “Mahfud bisa mewakili perubahan, sekaligus juga keberlanjutan,” kata dia dalam keterangannya, kemarin.
Sementara dengan Anies, Frans menyebut punya kemiripan dengan Mahfud MD. Yakni sesama akademisi, politisi, juga mantan menteri. Mahfud juga membantu perolehan suara di Jawa Timur, Madura, dan sebagian Jawa Tengah yang berbasis NU. “Beliau bisa diterima di semua kalangan,” sambungnya.
Dikatakan, dengan munculnya nama Mahfud, maka Anies semakin banyak memiliki alternatif selain AHY dan Khofifah. “Semuanya punya kelebihan. Anies harus jeli memilih mana yang paling besar peluang menangnya,” saran Frans.
Jubir Anies Baswedan, Hendri Satrio mengatakan, usulan Mahfud sebagai cawapres tak terlepas dari elektabilitas dan popularitas Menko Polhukam yang tengah meninggi. Selain itu, keuntungan menggandeng Mahfud karena memiliki massa di NU dan Muhammadiyah, maupun ormas Islam lainnya. “Wajar kalau ada yang mendorong beliau. Mahfud juga merupakan tokoh perubahan yang berada di dalam pemerintahan,” kata Hensat, dalam pesannya.
Didorong menjadi cawapres Anies, Mahfud menanggapi santai. Kata Mahfud, semua usulan bagus dan merupakan bunga dari demokrasi. “Ya bagus lah bagian dari bunga-bunga demokrasi,” ujar Mahfud dalam acara pelantikan pengurus KAHGAMA di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Mahfud juga mendorong sosok lain disebut dan bermunculan. Dia menghargai siapa pun nama capres maupun cawapres yang beredar. “Tapi harus kita hargai siapa pun yang disebut,” ungkapnya.
Seperti diketahui, belakangan ini, nama Menko Polhukam Mahfud MD ramai disebut-sebut pantas menjadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
Selain itu, ada juga nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa masuk bursa pendamping capres Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) itu.
Sejumlah petinggi Partai Nasional Demokrat (NasDem) menyebut, Mahfud dan Khofifah layak mendampingi Anies. Selain integritas dan pengalaman, keduanya punya basis massa di Jawa Timur.@mpa/rm.id