VISI.NEWA | BANDUNG – Mata kering merupakan kondisi yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang, meski dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup dan produktivitas. Berdasarkan data, prevalensi mata kering di area Jabodetabek dan Bandung mencapai 41%, namun banyak yang tidak mengenali gejalanya. Gejala mata kering seperti mata sepet, perih, dan lelah sering dianggap sepele oleh masyarakat, padahal jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
Melihat rendahnya kesadaran masyarakat mengenai mata kering, INSTO, merek tetes mata dari Combiphar, meluncurkan kampanye “Bebas Mata SePeLe”. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gejala mata kering yang dikenal dengan istilah “Mata SePeLe” (Sepet, Perih, Lelah). INSTO Dry Eyes hadir untuk memberikan solusi terhadap gejala mata kering tersebut.
Weitarsa Hendarto, Direktur PT Combiphar, dalam keterangan tertulis kepada VISI.NEWS, Sabtu (8/11/2025), menyatakan bahwa sebagai pemimpin pasar di kategori tetes mata yang telah dipercaya selama lebih dari 50 tahun di Indonesia, INSTO memiliki komitmen untuk meningkatkan kesehatan mata masyarakat. “Rendahnya kesadaran akan mata kering mendorong kami untuk meluncurkan kampanye ini, agar masyarakat dapat mengenali gejalanya lebih dini dan mendapat penanganan yang tepat,” ungkap Weitarsa.
Farah Feddia, GM Eye Care Combiphar, menambahkan bahwa riset yang dilakukan oleh INSTO menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang mengalami mata kering, namun separuh dari mereka tidak menyadari kondisinya. “Fakta ini menegaskan pentingnya edukasi yang lebih luas mengenai mata kering, sehingga masyarakat dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mata mereka,” kata Farah.
Kurangnya kesadaran ini bisa berisiko memperburuk kondisi mata kering. Banyak orang baru menyadari gejala mata kering ketika sudah terasa sangat mengganggu. Dr. Eka Octaviani Budiningtyas, SpM, seorang dokter spesialis mata di JEC Eye Hospitals and Clinics, menjelaskan bahwa banyak pasien yang datang ke dokter ketika kondisinya sudah cukup parah. “Padahal, gejala awal seperti mata terasa sepet, perih, dan lelah sudah muncul sejak lama. Jika ditangani lebih awal, kondisi ini bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi lebih berat,” ujar dr. Eka.
Untuk menangani gejala mata kering, INSTO menawarkan solusi dengan varian INSTO Dry Eyes yang diformulasikan dengan Hydroxypropyl Methylcellulose (HPMC). Bahan aktif ini bekerja sebagai pelumas yang menyerupai air mata dan efektif mengatasi iritasi akibat kurangnya produksi air mata. Bahkan, HPMC telah diajukan oleh International Council of Ophthalmology (ICO) kepada WHO sebagai panduan terapi mata kering pada anak.
Yuki Kato, seorang figur publik dan content creator, berbagi pengalamannya mengenai mata kering. “Awalnya saya kira mata saya hanya lelah karena kurang tidur, tapi lama-lama gejalanya semakin mengganggu. Saya baru sadar setelah mengikuti kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’ bahwa itu adalah gejala mata kering,” ujar Yuki. Ia berharap kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran orang-orang agar lebih peduli dengan gejala mata kering yang sering dianggap sepele.
Kampanye “Bebas Mata SePeLe” telah dimulai sejak Agustus 2025 dan diselenggarakan di berbagai kota, termasuk Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Di Jakarta, kampanye ini digelar di Gandaria City pada 7–9 November 2025. Di acara ini, masyarakat bisa melakukan pemeriksaan mata kering secara gratis dan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai gejala mata kering melalui zona edukasi interaktif.
Weitarsa Hendarto menutup dengan mengungkapkan keyakinannya bahwa menjaga kesehatan mata merupakan kunci menuju masyarakat yang lebih produktif dan bahagia. “Dengan kampanye ‘Bebas Mata SePeLe’, INSTO berharap dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan mata dan kualitas hidup mereka,” tutup Weitarsa.
@uli












