VISI.NEWS | JAKARTA – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, mengajak perguruan tinggi teologi di Indonesia untuk mengembangkan pendekatan ekoteologi yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.
Ajakan ini disampaikan Nenag dalam pertemuan bersama para pimpinan Perguruan Tinggi Teologi di kantor pusat Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta.
“Kami membutuhkan bahasa religi untuk meminta orang-orang untuk mempertahankan krisis perhubungan kita hari ini. Jadi, ini adalah ekoteologi, ekoteologi berdasarkan kemajuan manusia dan keluarga,” ujar Nasaruddin Umar dikutip dari laman resmi Kemenag, Sabtu (10/5/2025).
Nasaruddin mengatakan banyak persoalan sosial dan lingkungan saat ini berakar dari relasi manusia yang semakin menjauh dari nilai-nilai spiritual.
“Kami berpindah dari teologi maskulin ke teologi feminin. Saya pikir ini sangat berkompat dengan kepercayaan kita. Bagi saya, Islam dan Kristianitas hampir sama pada dasarnya,” jelasnya.
Nasaruddin juga mengkritisi praktik pengajaran agama yang menanamkan kebencian antarumat.
“Untuk saya, jika kita ingin mengajar kebijaksanaan di Indonesia, kita harus mulai dari cinta. Jadi, substansi pejabat, substansi religi adalah cinta,” ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa ancaman terbesar umat manusia saat ini bukan hanya perang, tetapi juga krisis lingkungan akibat perubahan iklim.
“Menurut ilmuwan lingkungan, 1 juta orang meninggal gara-gara perubahan klimat. Sebagai pemimpin, kita harus bimbangkan apa yang akan terjadi pada masa depan jika kita tidak menjaga lingkungan kita,” pungkasnya. @desi