- Dengan menyingkirkan kepemimpinan Hizbullah yang dikenalnya dengan baik, Israel berpotensi menciptakan masalah baru bagi dirinya sendiri.
Oleh Ahmad Ghosn
- Pusat Penelitian dan Studi Strategis, Universitas Lebanon
DALAM konteks strategi Israel di Lebanon, terdapat sebuah paradoks. Meskipun Israel meningkatkan serangan udara di selatan Lebanon, pembunuhan pemimpin senior Hezbollah dapat mengancam tujuan operasionalnya.
Dengan menghilangkan para pemimpin lama, Israel kehilangan elemen penting yang ditekankan oleh Sun Tzu dalam The Art of War: mengenali diri sendiri, mengenali medan perang, dan mengenali musuh. Kini, Israel menghadapi musuh yang tidak dikenal—generasi baru pemimpin Hezbollah yang tidak diketahui oleh Israel.
Pentingnya Intelijen
Sejak didirikan pada tahun 1952, Unit 8200 Israel, dengan bantuan Unit 504, bertugas mengumpulkan intelijen tentang setiap target yang mungkin, termasuk Hezbollah sebagai fokus utama. Intelijen yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun kemungkinan besar hilang setelah pembunuhan para pemimpin tersebut.
Sejak pengakuan pertama Israel terhadap Hezbollah sebagai musuh baru pada tahun 1982, intelijen Israel memainkan peran penting dalam berbagai operasi dan pembentukan zona keamanan di Lebanon. Pada tahun 1992, Unit 8200 berperan dalam pembunuhan Sekretaris Jenderal Hezbollah, Abbas al-Musawi, yang mengantarkan naiknya Hassan Nasrallah sebagai pemimpin baru.
Sejak saat itu, Israel terus melakukan upaya intelijen yang signifikan, terutama selama konflik-konflik berikutnya, termasuk Perang Lebanon 2006. Unit 8200 sangat berperan dalam penentuan target serangan Israel di Lebanon, bergantung pada intelijen yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Mengenali Musuh
Selama hampir 30 tahun, intelijen Israel memantau tokoh-tokoh utama Hezbollah, mengenali secara mendalam aspek-aspek kehidupan mereka. Israel tahu di mana mereka tinggal, kendaraan yang mereka kendarai, dan reaksi mereka terhadap tantangan. Pemahaman mendalam ini memungkinkan Israel untuk memprediksi langkah-langkah Hezbollah.
Perbedaan mendasar antara Hezbollah dan militer Israel terletak pada struktur operasional mereka. Hezbollah beroperasi dengan unit-unit tempur khusus, sementara Israel menggunakan struktur militer konvensional yang cenderung birokratis dan sulit berimprovisasi.
Dengan menghilangkan para pemimpin ini, Israel kehilangan keuntungan operasional yang sebelumnya didapatkan dari pengetahuan mendalam mereka terhadap para pemimpin Hezbollah. Kini, Israel harus menghadapi pemimpin generasi baru yang belum dikenal.
Keuntungan yang Hilang
Dalam skenario perang total, Israel memiliki keuntungan karena memahami cara berpikir para pemimpin yang telah dibunuh. Namun, dalam mengejar keuntungan taktis jangka pendek, Israel kini berada dalam kegelapan tentang generasi baru pemimpin Hezbollah. Apakah Israel mengetahui siapa mereka? Sudahkah mereka dipantau?
Jika perang meletus besok dan Israel dihadapkan pada pemimpin Hezbollah baru, dengan pengalaman dari pendahulu mereka namun dengan kemampuan dan visi baru, apa yang akan dilakukan Israel? Generasi baru ini bertekad untuk membuktikan diri dan berpotensi membawa tantangan besar bagi Israel.
Dalam konteks ini, kemajuan taktis yang baru saja dicapai Israel dapat berubah menjadi ancaman signifikan di tingkat operasional.***
- Ahmad Ghosn sedang mengejar gelar Master di bidang Studi Strategis dan Militer di Pusat Penelitian dan Studi Strategis di Angkatan Darat Lebanon dan Universitas Lebanon, Beirut. Dia telah bekerja sebagai spesialis evaluasi keamanan dan memiliki spesialisasi dalam analisis kebijakan, studi keamanan, dan kebijakan internasional. Dia juga merupakan Alumni YLP8, penerima penghargaan Value & Values Award untuk penulis terbaik di Lebanon, dan pemenang Penghargaan Nasional Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan.
- Awalnya diterbitkan di bawah Creative Commons oleh 360info™.












