VISI.NEWS | KARAWANG – Jelang Pilkada serentak pada November 2024, potensi penyebaran hoaks atau informasi bohong diperkirakan meningkat. Oleh karena itu, jauh-jauh hari, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat mendorong dinas terkait di kabupaten dan kota untuk mengantisipasi hal ini.
Hal ini disampaikan oleh Jabar Saber Hoaks (JSH) Diskominfo Jabar dalam rangkaian IKP Fest 2024 di Kabupaten Karawang, Jumat (19/7/2024). IKP Fest merupakan program rutin yang dilakukan oleh Bidang Informasi Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jabar. IKP Fest 2024 merupakan gelaran ketiga kalinya untuk menyamakan persepsi bidang IKP di seluruh kabupaten dan kota dalam pengelolaan informasi dan komunikasi publik.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar, Ika Mardiah, mendorong unit saber hoaks di 27 kabupaten dan kota yang hadir sebagai peserta IKP Fest untuk mendeteksi dini potensi hoaks tersebut jauh hari sebelum Pilkada, bukan hanya saat gelaran berlangsung. “Deteksi dini potensi hoaks sebaiknya dilakukan segera untuk mencegah penyebarannya,” kata Ika Mardiah.
Ketua JSH Jabar, Alfianto Yustinova, juga meminta saber hoaks di daerah agar terus-menerus menyosialisasikan langkah cegah hoaks kepada masyarakat. “Sosialisasi langkah cegah hoaks harus terus dilakukan agar masyarakat lebih aware dan tidak mudah termakan hoaks,” tegas Alfian.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Ilmu Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Mudiyati Rahmatunnisa, yang hadir sebagai pembicara utama dalam bincang “Penguatan Unit Saber Hoaks Daerah Jelang Pilkada Serentak 2024”, mengatakan bahwa potensi hoaks setiap pemilu atau pilkada selalu besar, terlebih di Indonesia, termasuk Jabar, yang memiliki pengguna media sosial terbanyak. “Sampai Januari 2024, pengguna internet di Indonesia sebanyak 185,8 juta, termasuk pengguna media sosial yang jumlahnya cukup banyak. Indikator ini menjadi peluang besar untuk penyebaran hoaks,” kata Mudiyati.
Mudiyati menekankan bahwa masyarakat harus terus diingatkan tentang ciri-ciri utama dari berita atau informasi hoaks agar bisa cegah dini dan informasi bohong tidak tersebar. “Beberapa ciri utama hoaks adalah judul berita yang bombastis, selalu minta disebarkan, isi dan judul tidak bersesuaian, serta selalu mencantumkan nama pesohor atau lembaga terpercaya,” paparnya.
Mudiyati juga menjelaskan tentang bahaya hoaks terhadap Pilkada, di antaranya dapat mendelegitimasi hasil Pilkada dan mengacaukan informasi Pilkada. “Pada Pilkada 2024, berita hoaks akan lebih bahaya karena menggunakan media video editan yang mudah sekali dipercaya masyarakat,” pungkas Mudiyati.
@maulana