Search
Close this search box.

Menjaga Hubungan dengan Anak di Tengah Konflik

ilustrasi orangtua marahi anak./visi.news/alodokter.

Bagikan :

VISI.NEWS | BANDUNG – Mengasuh anak dengan kebutuhan unik atau kompleks bukanlah tugas yang mudah. Selain menghadirkan banyak kebahagiaan, perjalanan ini juga kerap disertai konflik yang dapat menguji hubungan emosional antara orangtua dan anak. Namun, konflik tidak selalu berakhir dengan ketegangan, jika dikelola dengan tepat, justru bisa menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan.

Menurut Impact Parents, ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua untuk mengelola konflik dengan bijak tanpa kehilangan kedekatan emosional dengan anak:

1. Kenali Pola Interaksi dan Utamakan Hubungan

  • Konflik sering kali muncul akibat pola komunikasi yang kurang tepat. Orangtua perlu memahami bahwa anak, terutama yang memiliki kebutuhan kompleks, mungkin kesulitan mengungkapkan perasaannya dengan cara yang umum.
  • Fokus utama dalam konflik bukanlah mencari siapa yang benar atau salah, tetapi bagaimana mempertahankan hubungan yang harmonis. Mendengarkan anak secara aktif dan memberikan validasi terhadap perasaannya dapat membantu mencairkan ketegangan.

2. Kelola Emosi dengan Bijak

  • Emosi orangtua berperan besar dalam eskalasi konflik. Jika mulai merasa marah atau frustrasi, ambil jeda sejenak sebelum merespons situasi.
  • Teknik seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh dapat membantu mengendalikan emosi.
  • Gunakan komunikasi yang membangun, seperti mengungkapkan perasaan dan harapan dengan cara yang positif, tanpa menyalahkan. Ini akan menciptakan dialog yang lebih sehat dan membangun kepercayaan antara orangtua dan anak.

3. Temukan Solusi Bersama

  • Setelah konflik mereda, libatkan anak dalam mencari solusi. Ajukan pertanyaan terbuka seperti, “Menurutmu, apa yang bisa dilakukan agar situasi ini lebih baik?”
  • Melibatkan anak dalam penyelesaian masalah tidak hanya memberikan mereka rasa memiliki dalam keputusan yang diambil, tetapi juga mengajarkan keterampilan problem-solving yang penting untuk kehidupan mereka di masa depan.
  • Sebagai penutup, berikan apresiasi kepada anak atas usahanya dalam mencari solusi. Ini akan mendorong mereka untuk terus berkomunikasi dengan cara yang sehat dan terbuka.
Baca Juga :  MotoGP Prancis 2025 di Le Mans: Ini Jadwal Lengkap Sprint dan Race

Mengelola konflik dengan anak berkebutuhan khusus memang membutuhkan kesabaran dan strategi yang tepat. Namun, dengan pendekatan yang penuh empati dan komunikasi yang baik, hubungan emosional dapat semakin erat, menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan penuh pengertian. @ffr

Baca Berita Menarik Lainnya :