Oleh Bambang Melga Suprayogi M.Sn
ADOLF HITLER sosok pentolan Nazi Jerman, pernah berkata seperti ini, “Ich konnte all die Juden in dieser Welt zu zerstoren, aber ich lasse ein wenig drehte-on, so knnen sie herausfinden, warum ich sie getotet” (Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka).
Lihat negeri Palestina hari ini ? Palestina awalnya adalah sebuah Negara Merdeka, tempat yang aman damai, dimana tiga agama samawi hidup damai berdampingan, dalam naungan pemerintahan kekaisaran Islam Turki Ottoman, sebelum perang dunia ke satu berkecamuk.
Tahun 1948 merupakan tahun dimana sebagian wilayah Palestina telah dikuasai Yahudi Zionis Israel, dan dari hasil perang enam hari, konflik perang Arab Israel, Zionis Israel terus bisa memperluas wilayahnya di tahun 1967, dengan hasil mereka bisa memperluas perbatasannya dari merebut Kota Tua Yerusalem, Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Tepi Barat dari Yordania, Mesir, dan Suriah. Dataran Tinggi Golan, dan terus berlangsung hingga sampai saat ini.
Negara-negara Arab tak mampu berbuat banyak untuk membantu melepaskan Palestina dari penjajahan Zionis Israel, sebab di belakang Israel ada Amerika dan beberapa negara Eropa yang ikut menyokongnya.
Dan semenjak tahun 1948 itu, Bangsa Palestina secara mandiri melakukan perlawanannya terhadap Zionis Israel, hingga kini menginjak usia 75 tahun perlawanan bangsa Palestina sampai dengan saat ini.
Bersyukurlah Palestina pernah ada sosok Syekh Ahmad Yasin, Ia walaupun lumpuh sedari usia belia 16 tahun, perannya sebagai manusia pilihan, telah mengajarkan pada anak bangsa Palestina, untuk memiliki semangat perlawanan yang kuat pada bangsa Yahudi, zionis Israel, dengan semangat Intifadanya, perlawanan pada penjajah serdadu Israel tak pernah surut, walau penduduk Palestina melawan laras panjang hanya dengan batu.
Keberanian dan keyakinan pemuda Palestina, digembleng kuat, oleh syekh Ahmad Yasin, beliaulah tokoh kunci di balik berdirinya Harakah Muqawamah Islamiyyah (Hamas).
Hingga akhirnya Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, membuktikan mampu melakukan perlawanan yang gagah berani pada Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 lalu, dimana ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan mereka pada Zionis Yahudi Israel, yang telah 75 tahun menjajah Palestina.
Serangan perlawanan Hamas, telah menunjukan negara penjajah Israel ini telah kehilangan mukanya, mereka tertampar dengan sangat keras oleh serangan kejutan dari serdadu Hamas.
Mereka yang mengklaim memiliki serdadu terkuat, dan pertahanan keamanan paling solid di seluruh dunia, nyatanya itu hanya bualan belaka.
Keadaan yang sebenarnya, malah dipastikan pasukan mereka lemah, tak memiliki daya gempur hebat, tidak siap menangkis serangan Hamas.
Israel malah seperti terkaget-kaget, tak menyangka, Hamas bisa melakukan serangan mendadak, di saat mereka sudah merasa hebat dan sudah merasa menang dengan propaganda menakut-nakuti lawan, dengan mengopinikan pasukan Israel adalah pasukan angkatan bersenjata terkuat ke 20 di seluruh dunia, dan ke 4 di Timur Tengah.
Perlawanan Hamas yang mampu menembus tembok Apartheid, yang selalu terjaga tentara Israel, sangat begitu heroik, pasukan Paralayang, yang menyerang dari udara, bak kisah film yang tak akan mampu ditiru pasukan elite manapun di seluruh dunia.
Di dukung pasukan katak yang menyerang dari laut, belum lagi pasukan daratnya yang merangsak masuk ke tanah pendudukan yang berhasil dikuasai para pejuang Hamas, sungguh sangat membangkitkan rasa Nasionalisme dan keheroikkan para pejuang Hamas.
Hal tersebut, tentunya mampu membangkitkan semangat para pemuda pejuang Palestina, bahwa perlawanan pada bangsa penjajah, sudah menemukan momentumnya untuk dipekikan ke seluruh dunia, bahwa bangsa Palestina kuat dan siap bangkit, merebut kemerdekaannya, walau taruhannya ribuan nyawa yang siap dibantai oleh kaum Zionis Yahudi Israel, seperti yang penduduk dunia saksikan saat ini.
Propaganda bahwa negara Israel tangguh, negara penjajah yang kuat, nyatanya sebuah propaganda saja, klaim memiliki pasukan terkuat, alat tempur tercangih, hanya dipropagandakan untuk mengertak, menakut-nakuti, negara disekelilingnya, agar takut, ciut, dan tak berani macam-macam dengan Israel, tapi buktinya ?
Mereka sangat tidak siap menangkis perlawanan dari para serdadu pejuang Hamas, yang sangat gemilang memperlihatkan ketangguhan mengilfiltrasi masuk ke wilayah Israel.
Andai perang ini konvensional, saling berhadapan seperti masa perang Salahuddin Al Ayubi, tentunya bangsa Yahudi tak akan berani berhadapan dengan para pejuang Hamas yang gagah berani, sebab pejuang Hamas jelas, berperang mencari syahid sebagai Mujahid. sedangkan serdadu Yahudi takut mati dan lebih baik lari menyelamatkan diri, seperti berita yang tersebar saat ini, bahwa banyak serdadu Yahudi menolak maju ke medan perang, untuk bertempur.
Maka untuk menyelamatkan wajah Yahudi, agar mereka dikata bisa membalas serangan serdadu Hamas, jet-jet pengebom pun diterbangkan, untuk menghujani Palestina dengan rudal-rudal pemusnah ke pemukiman warga Palestina , yang tanpa ampun membunuhi rakyat sipil yang tak bersalah.
Sungguh ironi target dari strategi perang Israel yang membuka mata dunia, bahwa ada tujuan pemusnahan bangsa Palestina dengan meluncurkan misil-misilnya, pembombardiran wilayah Gaza, ternyata, adalah cara efektif mengenoside seluruh pemukiman, dan penduduk Palestina di jalur Gaza Tanpa ampun.
Serangan balik Israel menjadi serangan brutal yang membabi buta, dengan korban jiwa masyarakat sipil, anak-anak, remaja, sampai mereka para orang tua renta, bahkan korban yang tak berdaya dalam perawatan di rumah sakit pun, tak luput dari serangan hujan bom, langsung ke rumah sakitnya, hingga hancur berkeping, luluh lantak.
Tak cukup hanya di situ, bangunan sekolah tempat perlindungan anak-anak Palestina, kamp pengungsi, di rudal Israel dengan sengaja menyasar mereka.
Sungguh Israel bangsa biadab, mereka tak pernah mau mendengar apa yang jadi keprihatinan dunia. 120 Negara telah menyetujui dalam sidang umum keamanan pada Senin (30/10/2023), untuk mendapatkan resolusi gencatan senjata pun, hasilnya bak lenyap di tiup angin, tak dianggap oleh Israel.
Hingga protes demonstrasi bermunculan di seluruh belahan dunia, semua manusia yang memiliki nurani dan rasa kemanusiaan di banyak Negara tak tinggal diam, sampai di negara tempat penyokong Yahudi sendiri, di Amerika, Inggris, Jerman, Francis, Norwegia, dan lainnya, masyarakat negeri yang masih memiliki nurani kemanusiaan, mengecam, tindakan dukungan negaranya membantu Israel.
Lantas bagaimana umat Islam sedunia bersikap ?
Mari kita bantu perjuangan bangsa Palestina dengan terus menyuarakan keberpihakan kita pada Palestina, baik lewat media sosial, media massa online, dan media konvensional, semua sumber daya potensi umat harus kita kerahkan, termasuk do’a sebagai senjata pamungkas kita dalam meminta pertolongan Allah untuk bangsa Palestina.
Hal esensi dari perang Palestina Israel, kita telah belajar bahwa, kemanusiaan merupakan nilai tertinggi dari bentuk keimanan manusia pada Tuhannya, tanpa adanya rasa kemanusiaan, maka tak ada yang namanya nurani, cinta kasih, dan keimanan.
Layaknya Iblis, manusia tanpa memiliki rasa kemanusiaan macam bangsa Israel, sangat jelas telah menjadi jenis manusia terkutuk, hingga Allah sudah wanti-wanti, dalam Al Qur’an surat Al Maidah 51, untuk tidak menjadikan teman setia kalangan mereka.
Kini setelah perang Palestina dan Israel memasuki hari ke 31, sampai dengan saat ini, tanggal 6 November 2023, kita semakin melihat jelas, bagaimana Israel dengan segala cara mampu dengan kejam, dan brutal membunuhi penduduk Palestina, Genosida telah Israel tunjukkan tanpa malu dan peduli pada kecaman penduduk dunia, karena merasa jumawa di dukung oleh sekutunya, Amerika, Inggris, Norwegia, Francis, Australia, dan banyak negara lainnya.
Sebagai sesama Muslim, maka umat Muslim di seluruh dunia, terkhusus Indonesia, kita harus terus menyuarakan suaranya, mengecam, mengalang dukungan, serta mendukung pemerintah Indonesia untuk berani mengutuk tindakan Israel yang telah di luar batas kemanusiaan membunuhi penduduk Palestina, secara biadab.
Terlepas dari itu, do’a kita untuk bangsa Palestina harus terus kita langitkan.
Semoga penduduk Palestina diberi kekuatanNya, ada pertolongan Allah yang akan membuat kita yakin, bahwa Allah akan selalu menjaga hambanya bangsa Palestina, dan Allah bantu dengan caraNya, untuk memenangkan perjuangan mereka pejuang Palestina, merebut kemerdekaannya, hingga ini membuktikan pada dunia, Allah kita itu ada, dan pejuang Palestina adalah pembuka keyakinan kita pada keberadaan Allah yang nyata ini. Amiinn.
- Penulis, Ketua LTN NU Kabupaten Bandung.