Search
Close this search box.

Napak Tilas “Gedong Cai Tjibadak” (2): Dijaga Tiga Pejuang, Salah Satunya Sersan Bajuri

Ilustrasi./istimewa

Bagikan :

VISI.NEWS – Menurut catatan, tambah Suherlan, kawasan yang kini dikenal dengan nama Ledeng ini mulanya bernama Kampung Cibadak. Secara epistimologi, nama ‘Cibadak’ berarti ‘Cai Badag’ atau air yang melimpah.

“Oleh pemerintah Hindia, sumber mata air yang melimpah dari tempat ini dibuatkan bangunan pelindung untuk kemudian disadap dan dialirkan melalui saluran pipa besar yang ditanam di dalam tanah. Bangunan pelindung itu dikenal dengan nama Gedong Cai,” jelasnya.

Pipa-pipa saluran air inilah lanjut Suherlan yang menjadi cikal bakal nama Ledeng yang diambil dari bahasa Belanda, leiding, yang berarti pipa saluran. Hingga kini, konon pipa-pipa itu masih tertanam dan digunakan sebagai alat instalasi saluran distribusi air di Kota Bandung.

Suherlan menambahkan, pembangunan “Tjibadak” yang berlangsung ketika Bandung dipimpin oleh wali kota Bertus Coorps ini miliki beragam alasan. Selain untuk mengaliri kebutuhan air ke seluruh kota dan perkebunan, pembangunan ini juga bertujuan dalam rangka mempersiapkan Bandung sebagai ibu kota Hindia Belanda.

“Dinamakan ‘Tjibadak’ karena besarnya sumber air karena menghasilkan hampir 100 liter air dalam satu detik sehingga dapat mengaliri seluruh sudut Kota Bandung,” terangnya.

Selain itu, lanjut Suherlan, napak tilas jejak pendahulu kerap dilakukan pemuda Ledeng guna mengenang perjuangan tiga laskar dalam pertempuran Bandung Utara.

Ketiga pejuang tersebut bertugas menjaga situs mata air Tjibadak yang terdapat di Kampung Cidadap Babakan dari tangan Belanda.

“Ketiga pejuang tersebut adalah Sersan Bajuri, Sersan Sodik, dan Sersan Surip. Ketiganya
menjaga Tjibadak di tiga akses berbeda,” ucapnya.(bersambung) @yusup supriatna

Baca Berita Menarik Lainnya :