- Pusat kesehatan yang didanai Indonesia adalah salah satu pusat kesehatan terakhir di Gaza yang tetap beroperasi.
- Pada awal November, militer Israel mengklaim rumah sakit tersebut adalah basis Hamas.
VISI.NEWS | JAKARTA – Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah diubah menjadi pangkalan militer oleh pasukan Israel, kata Non Goverment Organization (NGO) yang mendanai fasilitas tersebut pada Kamis(21/12/2023).
Rumah sakit di Gaza Utara dibuka pada akhir tahun 2015, dibiayai oleh sumbangan masyarakat Indonesia.
Bangunan empat lantai di dekat kamp pengungsi Jabalia adalah salah satu target pertama militer Israel dalam kampanye mematikannya yang telah menewaskan sedikitnya 20.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak awal Oktober. Lebih dari 52.000 orang terluka.
Hampir 2 juta penduduk telah mengungsi di Gaza, dan Israel juga memblokir masuknya makanan dan bahan bakar, serta memutus akses terhadap air bersih.
Israel mengatakan bahwa pemboman dan pengepungan yang mereka lakukan setiap hari terhadap wilayah padat penduduk tersebut merupakan pembalasan atas serangan yang dilakukan kelompok militan Hamas yang bermarkas di Gaza pada 7 Oktober lalu. infrastruktur sipil dan fasilitas medisnya.
Rumah Sakit Indonesia adalah salah satu rumah sakit terakhir yang tetap beroperasi, namun serangan Israel pada akhir November memaksa staf dan ribuan orang yang mencari perlindungan di lokasi rumah sakit tersebut untuk pindah ke bagian selatan Gaza.
Sarbini Murad, ketua Komite Penyelamatan Darurat Medis, atau MER-C, organisasi Indonesia yang mendanai fasilitas tersebut, mengatakan bahwa fasilitas tersebut “diubah menjadi barak atau pangkalan militer untuk IDF (Pasukan Pertahanan Israel).”
Dia mengatakan kepada Arab News bahwa bangunan tersebut rusak tetapi masih berdiri, meskipun sebagian besar peralatan medisnya telah dihancurkan oleh militer Israel.
“Kami menyerukan IDF untuk meninggalkan Rumah Sakit Indonesia untuk mengembalikan fungsinya sebagai rumah sakit dan pusat kesehatan bagi penduduk di utara,” kata Murad.
“Mengubah rumah sakit menjadi medan perang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.”
Sehari sebelumnya, MER-C mengadakan konferensi pers di mana Murad mengatakan bahwa lokasi rumah sakit tersebut strategis sehingga memberikan akses IDF ke wilayah sekitarnya.
Murad mengatakan bahwa dia juga yakin pasukan Israel tahu bahwa mereka aman dari serangan Hamas di dalam rumah sakit tersebut, yang didanai oleh masyarakat Indonesia yang secara historis mendukung Palestina dan mendukung kemerdekaannya.
Pada awal November, militer Israel mengatakan bahwa Hamas menggunakan Rumah Sakit Indonesia “untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah.”
Klaim tersebut segera dikecam oleh MER-C sebagai upaya untuk “membuat kebohongan publik,” sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut “adalah fasilitas yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis. Rakyat Palestina di Gaza.”
Ketua MER-C pada saat itu memperingatkan bahwa tuduhan militer Israel mungkin merupakan “prasyarat untuk menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza”.
@mpa/arabnews